Senin 20 Apr 2020 16:30 WIB

Pemkot Tasikmalaya Kaji Penerapan PSBB

Kajian masih menunggu tambahan dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi. PSBB.
Foto: Muhammad Rizki Triyana/Republika TV
Ilustrasi. PSBB.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya tengah melakukan kajian untuk memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayahnya. Sebab, berdasarkan data yang ada, tren kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya masih terus meningkat.

Wakil Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mengatakan, saat ini pihaknya masih terus melakukan kajian untuk menerapkan PSBB, apakah dapat dilakukan atau tidak. Namun kajian itu masih menunggu tambahan dari Dinas Kesehatan. "Kajian sedang dibuat, tinggal harus melengkapi dari Dinas Kesehatan," kata dia, Senin (20/4).

Kalau kajian itu sudah siap, pihaknya akan segera melakukan pembahasan dengan pimpinan daerah. Setelah itu, pihaknya akan segera mengusulkannya ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Keputusan finalnya, lanjut dia, ada di tangan Kemenkes.

Yusuf mengatakan, sejauh ini belum ditemukan transmisi lokal pasien positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya. Namun, jika harus melakukan PSBB, pihaknya tidak segan menerapkan PSBB. "Ini juga untuk kepentingan masyarakat Kota Tasik. Supaya bisa memutus mata rantai Covid-19," kata dia.

Berdasarkan data Kemenkes, terdapat 17 wilayah yang telah mengajukan PSBB. Namun, hanya sejumlah daerah yang telah disetujui antara lain DKI Jakarta, Botabek, Sumatra Barat, Bandung Raya, Makassar, Banjarmasin, dan Tarakan.

Sementara di Kota Tasikmalaya, jumlah pasien positif Covid hingga Senin tercatat 27 orang. Lima orang diketahui melalui hasil tes swab dan 22 orang diketahui melalui uji cepat atau rapid test. Sebanyak lima pasien telah dinyatakan sembuh, dua orang meninggal dunia, dan sisanya masih menjalani perawatan.

Kendati jumlah pasien positif corona di Kota Tasikmalaya terus bertambah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat menyebut, sejauh ini belum ditemukan adanya transmisi lokal. Namun, menurut dia, transmisi lokal bisa saja terjadi dengan kondisi saat ini. Apalagi, jumlah orang tanpa gejala (OTG) di Kota Tasikmalaya terus bertambah setiap harinya.

Ia menjelaskan, OTG adalah mereka yang pernah kontak erat dengan pasien positif dan memiliki riwayat perjalanan dari daerah terjangkit. Berdasarkan data terakhir, akumulasi kasus OTG di Kota Tasikmalaya mencapai 302 orang. Sebanyak 153 telah selesai pemantauan dan 149 orang masih dipantau.

"Mudah-mudahan tidak ada transmisi lokal. Tapi masyarakat harus terus mengikuti anjuran pemerintah supaya tidak ada transmisi lokal," kata dia.

Wajib Masker

Yusuf mengimbau warga untuk terus mengikuti anjuran pemerintah, mulai menjaga jarak, tidak keluar rumah, dan yang terpenting menggunakan masker. Sebab, Pemkot Tasikmalaya juga telah memberikan edaran agar warga wajib menggunakan masker ketika keluar rumah.

"Kita juga akan pengadaan masker. Kita juga sudah bagikan ke sejumlah lurah," kata dia.

Kendati demikian, tak ada sanksi bagi warga yang masih belum mengenakan masker. Ia berharap, mesyarakat sadar dan tidak memganggap remeh pandemi Covid-19. "Ini wabah yang mematikan. Jangan sampai banyak berguguran karana wabah ini," kata dia.

Yusuf berharap, pandemi virus corona dapat segera selesai. Karena itu, ia meminta masyarakat sadar dan disiplin ikuti anjuran pemerintah. Namun, ia mengakui, masih banyak yang menganggap remeh virus corona.

Karena itu, Pemkot Tasikmalaya juga telah membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di tingkat RW untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar semakin paham. Gugus Tugas juga terus memantau lalu lintas orang yang keluar masuk Kota Tasikmalaya, terutama yang dari zona merah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement