REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Bulog Divisi Regional Kalimantan Barat telah memesan 250 ton gula pasir. Ini sebagai tahap awal untuk memenuhi kebutuhan saat Ramadhan dan Idul Fitri 2020.
"Untuk tahap kedua sekitar 500 ton gula pasir kami pesan, jadi total yang kami pesan ada 750 ton gula pasir untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri 2020," kata Kepala Perum Bulog Divre Kalimantan Barat, Bubun Subroto, Senin (20/4).
Dia menyebut, gula pasir tahap pertama akan tiba di Kalbar dalam satu pekan ke depan. Bubun mengatakan, sejak Januari 2020 sampai saat ini stok gula pasir di Bulog Kalbar kosong.
"Mengenai gula kami tidak lagi menjual karena memang stoknya sudah kosong sejak Januari 2020 lalu sampai saat ini," ujarnya.
Dengan kondisi yang ada, pihaknya belum bisa melakukan operasi pasar. Dia mengatakan, sejauh ini kebutuhan gula se-Kalbar berdasarkan informasi Dinas Perdagangan Provinsi Kalbar sekitar 3.000 ton per bulan. Tidak ada stok gula yang harus dikeluarkan.
"Namun demikian gula masih tersedia di pasar walaupun harganya naik karena pasokannya terbatas dan permintaan tetap. Yang jelas gula masih tersedia di para distributor dan pedagang di pasar. Namun, kembali lagi itu pasokannya terbatas," jelasnya.
Salah seorang warga Pontianak, Riki, menyebutkan bahwa saat ini harga gula yang dibelinya di toko sembako Rp 21 ribu per kilogram.
Menurut dia, harga gula sangat tinggi dan membebani masyarakat. Dia berharap kondisi ini segera diselesaikan pemerintah yang memiliki otoritas pengaturan harga. "Semoga dalam waktu dekat harga kembali normal atau sesuai harga eceran tertinggi. Dalam kondisi wabah Covid-19 kami berharap semua kebutuhan masyarakat harganya tidak naik," ujar Riki.