REPUBLIKA.CO.ID, GARUT - Sejumlah warga mengeluhkan kualitas bantuan pangan dari program pemerintah pusat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kualitas bahan pangan dinilai buruk sehingga warga terpaksa membuangnya karena tidak layak konsumsi.
"Bantuan itu baru tadi diterima. Setelah dibagikan, warga datang ke rumah mengeluhkan kondisi barang yang busuk," kata Ketua RW 10 Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Enjang Suryaman kepada wartawan di Garut, Jumat.
Bahan pangan yang diterima masyarakat penerima manfaat program BPNT itu terdiri atas telur ayam, daging ayam, sayuran dan buah-buahan. Namun bahan pangan itu kondisinya sudah banyak yang busuk. Bahkan pada daging ayam juga tercium bau yang tidak sedap.
"Sejumlah barang seperti buah salak, sayuran berupa wortel kondisinya busuk. Daging yang dibagikan juga sudah bau," kata Enjang.
Menurut dia, bahan pangan program BPNT itu dibagikan melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sukasenang. Bantuan tersebut berupa 10 butir telur ayam, satu bungkus tempe, wortel, kentang dan salak masing-masing setengah kilogram, serta satu kilogram daging ayam.
Barang yang diterima itu sebagian sudah busuk sehingga warga terpaksa membuangnya karena dinilai tidak sehat jika dikonsumsi. "Kalau diuangkan tidak akan sampai Rp 100 ribu karena sekarang harga-harga sedang murah. Besok (Sabtu) katanya mau dibagikan juga beras 10 kilogram dan pasti yang kualitasnya biasa saja. Padahal BPNT ini alokasinya Rp 200 ribu per orang," katanya.
Ia berharap dalam kondisi pandemi Covid-19 ini masyarakat kurang mampu mendapatkan perhatian berupa asupan gizi yang berkualitas agar kesehatan tetap terjaga. "Masyarakat membutuhkan asupan gizi yang cukup dan baik. Apalagi di tengah kondisi ekonomi sulit karena corona seperti ini," jelas Enjang.
Menanggapi masalah pendistribusian program BPNT yang tidak berkualitas itu, Sekretaris Desa Sukasenang, Dani Annida, menyatakan barang yang busuk itu dapat dikembalikan lagi. Menurutnya, petugas Bumdes telah menyortir secara teliti sebelum dibagikan kepada warga. Namun kenyataannya masih ada produk yang busuk.
"Ternyata masih ada yang busuk yang dibagikan ke warga. Tadi sudah meminta agar ditukarkan, tapi ternyata sudah dibuang," kata Dani.