REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Produksi jagung sepanjang Januari-Maret 2020 di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menembus 10.127 ton. Produksi jagung tersebut berasal dari luas panen 3.273 hektare dan tanam 1.433 hektare.
"Kami yakin produksi jagung itu mampu menyumbangkan ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan ekonomi petani di daerah," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Kamis (16/4).
Selama ini, produksi jagung di Kabupaten Lebak cukup diapresiasi karena mampu memenuhi permintaan perusahaan pakan yang berada di Balaraja, Tangerang. Petani juga lebih tertarik untuk mengembangkan budi daya pertanian jagung karena perusahaan ternak menjamin produksi mereka dengan harga Rp 4.000 per kilogram.
"Jika petani seluas satu hektare menghasilkan produksi jagung sebanyak empat ton maka diakumulasikan mendapatkan Rp16 juta per hektare," kata Rahmat menjelaskan.
Menurut dia, produksi jagung di Kabupaten Lebak ini dinyatakan cukup baik dengan produktivitas rata-rata empat ton per hektare. Padahal, produktivitas jagung tahun sebelumnya hanya tiga ton per hektare.
Selain mampu memenuhi ketersediaan pangan, peningkatan produktivitas itu telah menguntungkan pendapatan ekonomi petani. Perusahaan pakan yang menampung produksi jagung petani itu antara lain, Charoen Phohphand, Balaraja, Jaffa, Serang, perusahaan pakan Sukabumi dan perusahaan pakan Lampung.
"Kami mendorong petani agar terus meningkatkan produktivitas dengan penerapan teknologi pengembangan budi daya jagung," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah daerah juga telah mengembangkan petani korporasi jagung dengan lokasi di Desa Bulakan, Gunungkendeng, Tanjungsari dan Kramat Jaya, Kecamatan Gunungkencana. Sistem petani korporasi itu bekerja sama dengan perusahaan ternak, sehingga secara langsung dapat menopang pendapatan ekonomi masyarakat dan menyerap lapangan pekerjaan.
Sebagai informasi, para petani di Kecamatan Gunungkencanatelah memasuki masa panen jagung seluas 1.000 hektare. Sistem korporasi itu dapat meningkatkan kesejahteraan sehingga petani mampu membangun rumah, menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi, juga dapat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, Mekkah.
"Kami mendorong petani terus meningkatkan produksi dan produktivitas jagung sebab keuntungan petani jagung relatif baik dibandingkan pertanian pangan dan hortikultura," ujarnya.
Seorang petani di Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak, Samsuri (55), mengakui bahwa dirinya sangat terbantu pendapatan ekonomi dari usaha budi daya jagung. Sebab, dia belum lama ini mampu memproduksi sebanyak empat ton dari tanam seluas satu hektare hingga menghasilkan pendapatan Rp 16 juta.
"Panen jagung itu sudah ditampung perusahaan perusahaan pakan di Tangerang," katanya menjelaskan.