REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengatakan masih memiliki stok pangan hingga empat bulan ke depan. Artinya, stok pangan selama masa tanggap darurat bencana Covid-19 di DIY dan selama Ramadhan serta Lebaran masih mencukupi.
"Stok pangan Yogya masih tersedia sampai tiga hingga empat bulan ke depan. Jelang puasa dan Lebaran masih akan ada penambahan stok pangan," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi kepada wartawan, Kamis (16/4).
Selain memiliki stok pangan, Pemkot Yogyakarta juga memiliki cadangan pangan. Cadangan pangan yang dimiliki mencapai 16 ton beras di gudang Dinas Petanian dan Pangan Kota Yogyakarta.
Heroe menyebut, cadangan pangan tersebut diperuntukkan untuk menstabilkan harga agar tidak terjadi inflasi. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai keperluan darurat untuk menangani Covid-19 dalam masa tanggap darurat bencana Covid-19 saat ini.
Walaupun begitu, saat ini penggunaan beras cadangan ini belum diperlukan karena stok pangan yang masih mencukupi untuk beberapa bulan ke depan. "Bolehkah untuk kepentingan penanggulangan Covid-19, tentu saja boleh dengan SK dari wali kota. Tetapi, sekali lagi kondisi Yogya masih tercukupi," ujar Heroe yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto mengatakan, cadangan beras sebesar 16,7 ton tersebut belum diputuskan untuk digunakan dalam penanganan Covicd-19. Sebab, stok besar masih mencukupi baik di Bulog, pedagang besar, pasar maupun toko modern.
"Kalau saya mengaluarkan (beras cadangan) dan nanti gugus tugas juga mengeluarkan, dinas sosial juga mengeluarkan, kan nanti dobel. Jadi cadangan ya memang dicadangkan," kata Sugeng.
Terkait penambahan beras cadangan ini, pihaknya masih belum memutuskan untuk menambah cadangan. Sebab, beras cadangan hanya diperuntukkan jika terjadi bencana sosial, bencana alam maupun non-alam dan inflasi.
Namun, stok pangan dalam masa tanggap bencana Covid-19 saat ini masih mencukupi dan cadangan juga dinilai mencukupi. Sehingga, belum ada rencana untuk menambah cadangan beras.
"Kita belinya bertahap pada 2019 beli dua ton dan terus dibeli sehingga totalnya terkumpul 16,7 ton. Kita berhitung juga dengan anggaran," ujar Sugeng.