Kamis 16 Apr 2020 17:27 WIB

Desa di Kudus Ubah Poliklinik Jadi Tempat Karantina

Warga yang dikarantina dipantau kesehatannya oleh bidan desa.

Ilustrasi Karantina
Foto: MgIT03
Ilustrasi Karantina

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Pemerintah desa di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berinisiatif memanfaatkan gedung poliklinik kesehatan desa (PKD) menjadi tempat karantina warga. Tempat itu dimanfaatkan untuk karantina warga yang baru saja pulang dari tempat perantauan.

Salah satu desa yang berinisiatif membuat tempat karantina untuk pemudik, yakni Desa Pasuruhan Kidul, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Mereka memanfaatkan PKD yang bersebelahan dengan balai desa.

Baca Juga

"Kami menyiapkan tempat karantina bagi pemudik sejak tanggal 7 Maret 2020 setelah ada petunjuk dari Bupati Kudus," kata Kepala Desa Pasuruhan Kidul Sunarto, Kamis (16/4).

Setelah menyiapkan tempat karantina, ternyata ada warganya yang baru saja pulang dari Kalimantan bersedia memanfaatkan tempat karantina tersebut. Warga tersebut, dengan kesadaran sendiri bersedia melakukan karantina, mengingat di rumahnya juga terdapat orang tua yang memiliki penyakit diabetes serta terdapat balita.

"Alhamdulillah, setelah dikarantina selama 14 hari yang berakhir Jumat (10/4) yang bersangkutan tidak mengalami gejala klinis seperti terpapar penyakit virus corona (covid-19)," ujarnya.

Meskipun tempat karantina yang disediakan cukup sederhana, namun ada bidan desa yang selalu memantau kesehatannya. Untuk kebutuhan makan dan minum setiap harinya, pihak desa belum bisa menyediakan karena anggaran baru akan diusulkan dengan nilai anggaran sekitar Rp 200 juta.

Selain akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, anggaran sebesar itu juga akan digunakan untuk belanja peralatan medis. Selain itu juga untuk membeli bahan disinfektan, alat semprot, alat pendeteksi suhu tubuh, serta sejumlah program pencegahan covid-19.

Warga Desa Pasuruhan Kidul yang bekerja di luar daerah, tercatat cukup banyak dan mereka diimbau agar tidak pulang kampung. "Kalaupun pulang kampung, diminta memberitahukan kepada pemerintah desa untuk dikarantina," ujarnya.

Nafsiyah, bidan desa yang bertugas memantau kesehatan pemudik mengungkapkan setiap harinya pemudik yang menjalani masa karantina diberi asupan vitamin. Hasil pemeriksaan selama 14 hari, kata dia, kondisi kesehatannya cukup bagus sehingga setelah masa karantina diizinkan pulang.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement