Kamis 16 Apr 2020 00:58 WIB

Jalanan Jadi Tempat Bermain dan Ngerumpi Saat PSBB

Di beberapa jalanan di DKI Jakarta terpantau warga yang masih berkumpul tanpa masker

Pejalan kaki melintas dengan latar belakang videotron yang mengimbau untuk tetap di rumah pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (13/4). Videotron yang menampilkan imbauan itu mengajak masyarakat untuk tetap di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pejalan kaki melintas dengan latar belakang videotron yang mengimbau untuk tetap di rumah pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (13/4). Videotron yang menampilkan imbauan itu mengajak masyarakat untuk tetap di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah anak berkumpul dan bermain bola di Jalan Salemba Bluntas, Jakarta Pusat saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah memasuki hari keenam.

Berdasarkan pantauan di lapangan, wartawan Antara Rabu (16/4) sore melaporkan beberapa kelompok anak bermain bola di sepanjang Jalan Salemba Bluntas, sementara anak-anak lain asyik berkumpul dan mengobrol satu sama lain.

Demikian juga masih ada orang dewasa, baik laki-laki dan perempuan berkumpul di jalanan mengobrol tanpa menerapkan menjaga jarak fisik yang aman (physical distancing). Sebagian besar dari mereka juga tidak menggunakan masker saat bercanda tawa di jalanan.

Masih sedikit dari mereka yang menerapkan jaga jarak aman minimal satu meter.

Sari, seorang tenaga medis di salah satu rumah sakit di Jakarta Pusat mengeluhkan warga yang masih asyik berkumpul di jalanan itu. Sari biasanya pergi ke dan pulang dari tempat kerja melewati Jalan Salemba Bluntas.

"Anak kecil dan bahkan orang tua main di jalan, padahal jelas di depan gang portal sudah ditutup dan sudah ada pengumuman tapi warganya menjadikan jalanan itu buat hiburan, ada yang main gundu, bapak-bapak dan ibu-ibunya ngerumpi," kata Sari kepada Antara.

Ngerumpi adalah istilah yang dipakai dalam bahasa percakapan di Betawi atau Jakarta, yang artinya berkumpul sambil bergunjing. Dia menyayangkan masih ada warga yang tidak peduli menerapkan menjaga jarak fisik yang aman itu.

"Padahal kami sebagai tenaga medis berjuang di rumah sakit, tapi masih ada warga yang malah kurang peduli untuk jaga diri dari penularan Covid-19," katanya.

Sari berharap warga dapat menjalankan arahan dan imbauan dari pemerintah untuk membantu pencegahan penyebaran Covid-19, paling tidak dengan menjaga jarak dan diam di rumah. Di satu sisi, warga lain tetap tinggal di rumah dan menjaga jarak aman sosial.

Banyak gang di Jalan Salemba Bluntas dan Jalan Salemba Tengah ditutup menggunakan palang untuk mencegah masuknya kendaraan sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan Covid-19.

Hanya beberapa pintu masuk gang yang dibuka sebagai jalan utama masuk ke area Jalan Salemba Bluntas, Jalan Salemba Tengah dan sekitarnya.

Sementara pantauan di Jalan Salemba Raya dekat halte bus Transjakarta Salemba Carolus, masih ditemukan pengendara sepeda motor yang berboncengan tapi hanya satu orang yang memakai masker.

Ada juga pengendara sepeda motor yang tidak memakai masker dan tidak berboncengan. Padahal pemerintah sudah memberikan arahan untuk pengendara sepeda motor memakai masker.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara resmi mulai diterapkan di Jakarta pada Jumat (10/4) 2020.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement