REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus melakukan upaya mencari bahan baku obat untuk penanganan Covid-19. Salah satunya membeli bahan baku obat dari India.
"Kami beli bahan obat untuk oseltamivir, ini sudah kami ambil bahan bakunya dari India. Obat untuk corona juga, seperti chloroquine," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di Jakarta, Rabu (16/4).
Arya mengatakan bahwa bahan baku yang dibeli itu akan diproduksi Bio Farma untuk 500 ribu tablet. Ia menyampaikan bahwa bahan baku obat itu sudah sampai ke Indonesia sejak 9 April lalu, dan saat ini oseltamivir sudah jadi dan bakal didistribusikan ke rumah sakit yang menangani Covid-19.
"Kemarin kami memang tidak beritahu media, karena kan sekarang lagi perang untuk rebut bahan baku dan obat," katanya.
Selain itu, lanjut Arya, BUMN juga telah membeli bahan baku untuk obat Chloroquine sebanyak 1 ton yang juga didapat dari India. Ia mengaku dalam kondisi pandemi Covid-19, sangat sulit untuk mendapatkan bahan obat serta APD.
"Perlu teman-teman ketahui beratnya dapatkan alat kesehatan. Seperti ventilator, di dunia rebutan. Di samping itu bahan obat, masker, APD, yang empat itu rebutan. Jadi semua kejar-kejaran, ke mana ada barang langsung beli," ujarnya.
Secara terpisah, Presiden Joko Widodo menginginkan dan menargetkan seluruh alat kesehatan (alkes), obat-obatan, dan vitamin untuk kebutuhan domestik bisa diproduksi sendiri oleh industri dalam negeri, kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
"Presiden mempunyai target bahwa kebutuhan-kebutuhan akan alat kesehatan, obat-obatan, dan vitamin ke depan bisa sepenuhnya dipasok oleh industri dalam negeri," kata Menperin setelah rapat terbatas secara virtual terkait optimalisasi industri dalam negeri dalam menangani COVID-19 yang dipimpin Presiden Jokowi dari Istana Merdeka Jakarta, Rabu.