REPUBLIKA.CO.ID,LEBAK -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak mencatat ada 19.502 pemudik telah memasuki daerahnya selama penetapan status keadaan darurat bencana Covid-19 atau virus korona di wilayahnya. Para pemudik tersebut bahkan merupakan masyarakat yang sebelumnya tinggal di wilayah-wilayah zona merah Covid-19.
Hal ini dijelaskan oleh Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Lebak Firman Rahmatullah yang menyebut jumlah tersebut merupakan pemudik yang datang ke Lebak hingga Ahad (12/4). Menurutnya para pemudik kebanyakan adalah masyarakat yang dirumahkan dari tempat kerjanya akibat wabah ini.
"Dari Pemerintah Kabupaten Lebak sudah mendata jumlah pemudik yang datang ke kampung halamannya yaitu Lebak yang berasal dari daerah zona merah berjumlah sekitar 19.402 itu data hingga hari Minggu kemarin. Mereka ini adalah pemudik yang bekerja di perusahaan dan diistirahatkan, jadi dari pada hidup di tempat mereka kerja, mereka balik ke tempat orang tuanya atau keluarganya," jelas Firman, Selasa (14/4).
Firman mengatakan belasan ribu pemudik ini merupakan hasil dari pendataan dari 10 pos pantau pintu masuk ke Kabupaten Lebak. "Mereka yang masuk melalui pos pantau ini selain didata juga dilakukan pengecekan suhu tubuh, penyemprotan disinfektan. Setelah itu diimbau untuk melakukan karantina di rumah, melakukan social distancing, pakai masker,"ujarnya.
Atas gelombang mudik ini, Pemkab Lebak disebutnya telah menginstruksikan gugus tugas penanganan Covid-19 hingga ke tingkat desa agar terus bersiaga dan melakukan langkah pencegahan. Setiap pemudik yang baru datang ke Lebak menurutnya terus dipantau oleh Puskesmas atau Pemerintah Desa.
"Bupati sebagai Ketua Gugus Tugas penanganan Covid-19 sudah menginstruksikan kepada gugus tugas untuk bekerja hingga level kecamatan dan desa," ujarnya.
Hingga kini Kabupaten Lebak menjadi daerah di Provinsi Banten yang belum ada satu pun warganya yang terkonfirmasi terjangkit Covid-19. Hanya memang sudah ada 102 warga yang tergolong sebagai orang dalam pemantauan (ODP) dan 3 pasien dalam pengawasan (PDP).
Sementara Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menyebut telah mengimbau agar warga Lebak yang berada di luar daerah tidak melakukan mudik terlebih dahulu hingga masa wabah ini selesai. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di Lebak.
"Tolong untuk tidak pulang kampung terlebih dahulu, karena kita sedang menghadapi wabah virus corona. Semoga dengan tidak pulang ke kampung halaman, ini adalah upaya kita, ikhtiar kita agar terhindar dari virus Covid-19," jelas Iti.
Menurutnya, masyarakat yang tinggal di luar Lebak diharap agar melakukan silaturahim menggunakan teknologi informasi yang saat ini sudah canggih. "Sekarang kan teknologi sudah canggih, jadi kita bisa video call, facetime, kita gunakan teknologi yang ada untuk menyambung silaturahim dan meminta maaf kepada orang tua kita," ungkapnya.
Silaturahim dengan cara jarak jauh menggunakan teknologi ini dikatakannya sebagai ikhtiar agar tidak ada warga Kabupaten Lebak yang terjangkit Covid-19.
"Apabila bapak, ibu, saudara, teteh, kakek, dan anak-anak kalau semua menjaga untuk tidak pulang mudik dulu itu menjadi bagian dari sumbangsih kepada bangsa dan daerah kita karena kita cinta Kabupaten Lebak," katanya.
Adapun Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lebak, Dindin Nurohmat juga mengharap agar warga Lebak yang bekerja di luar daerah untuk tidak mudik ke Lebak hingga masa wabah ini selesai. Ia menyebut hal ini sebagai upaya menjaga status Kabupaten Lebak yang hingga kini belum ada warganya terkonfirmasi Covid-19.
"Persoalan Covid-19 ini adalah masalah semua, jangan sampai kita merasa aman tapi nggak tahunya sebenarnya terjangkit kan," jelas Dindin.
Dindin juga mengatakan aktivitas silaturahim menggunakan teknologi yang menjadi solusi saat wabah ini sudah dicontohkan oleh setiap elemen pemerintahan. Untuk itu, ia mengharap agar warga juga turut mengikutinya.
"Optimalkan teknologi, kita juga kan sudah berikan contoh seperti di rapat pemerintahan yang dilakukan melakukan aplikasi meeting jarak jauh. Artinya masyarakat mari sama-sama pemerintah melakukan langkah pencegahan, teknologi ini bisa menjadi solusi jadi walaupun tidak bertemu tapi silaturahim tetap berjalan," katanya.