Selasa 14 Apr 2020 20:03 WIB

Panen Jagung di Garut Capai 10,12 Ton per Hektare

Produktivitas panen jagung di Garut lebih besar dari daerah lain di Indonesia.

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Panen jagung dilakukan di Desa Pangeureunan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Selasa (14/4).
Foto: Dok Dinas Pertanian Garut.
Panen jagung dilakukan di Desa Pangeureunan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Selasa (14/4).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Panen tanaman jagung mulai dilakukan di Kabupaten Garut pada Selasa (14/4). Dari total luas lahan tanaman jagung sekira 641 hektare di Desa Pangeureunan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, didapatkan hasil sekitar 6.500 ton jagung.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga mengatakan, rata-rata dalam satu hektare lahan dihasilkan 10,12 ton tanaman jagung. Angka itu disebut sebagai yang paling tinggi dibandingkan panen jagung di daerah lain di Indonesia.

"Saya kira ini lebih dari rata-rata panen jagung di kabupaten lain di Indonesia," kata dia.

Menurut dia, dengan rata-rata produksi yang ada dan harga rata-rata 3.500 per kilogram, perputaran uang di Desa Pangeureunan bisa mencapai Rp 6,8 miliar. Ia mengatakan, hal itu akan menjadi keuntungan bagi para petani jagung.

Dengan hasil panen itu, dia meyakini, Kabupaten Garut akan menjadi penyumbang produksi jagung terbesar di Jawa Barat. Ia mencontohkan, di Kecamatan Limbangan saja, terdapat luas lahan jagung sekitar 2.419 hektare. Dalam satu tahun, lahan itu bisa dua kali ditanami jagung. Belum lagi, lahan tanaman jagung di kecamatan lain, di Kabupaten Garut.

Beni menyebutkan, pada April 2020 sebanyak  5.313 hektare yang tersebar di 31 kecamatan Kabupaten Garut akan dipanen, dengan produksi 37.191 ton pipilan kering. Posisi itu sekaligus menjadi puncak panen (panen raya) di tengah pandemik virus corona.

Dari luasan 5.313 hektare tersebut, sekira 60 persen sudah dipanen. Sisa 40 persen lahan atau sekira 2.126 hektare akan habis dipanen dalam jangka waktu dua minggu ke depan. 

Beni menyebutkan, panen jagung di Kabupaten Garut tak akan berhenti hingga April. Diprediksi, pada Mei 2020 lahan seluas 6.068 hektare yang tersebar di 34 kecamatan akan dipanen dengan perkiraan produksi sebanyak 42.476 ton pipilan kering.

Dengan perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Garut 2,6 juta jiwa dan kebutuhan konsumsi jagung penduduk Kabupaten Garut rata-rata 23 kg/kapita/tahun, maka ketersediaan pangan pokok khususnya jagung pada Mei surplus 34.519 ton.

Sementara untuk prediksi panen pada Juni diperkirakan seluas 6.351 hektare yang tersebar di 37 kecamatan. Diperkirakan, dari lahen itu diproduksi 47.760 ton pipilan kering. Angka itu membuat ketersediaan pangan pokok, khususnya jagung pada bulan Juni 2020 surplus 39.418 ton.

Beni mengaku senang dengan hasil panen yang ada di Kabupaten Garut. Sebab, pada Januari sebagian lahan tanaman jagung di wilayah itu terserang hama ulat grayak.

"Tapi itu bisa kita kendalikan dan hasilnya pulih kembali dengan produktivitas cukup tinggi saat ini," kata dia.

Ia juga mengapresiasi Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Jawa Barat, yang telah menangani hama ulat grayak pada lahan tanaman jagung. Dengan begitu, para petani dapat hasil produksi maksimal.

Kepala BPTPH Jawa Barat Ajat Sudrajat mengatakan, ketika itu hama ulat grayak menyerang sekitar 7-15 persen lahan jagung di Kabupaten Garut. Dampaknya, sejumlah pihak sudah pesimis panen jagung akan maksimal.

"Tapi kita buktikan kita ubinan (panen) dengan produksi di atas 10 ton per hektare. Mudah-mudahan produksi akan lebih baik," kata dia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement