Ahad 12 Apr 2020 11:12 WIB

Jamaah Masjid Kebon Jeruk Isolasi 14 Hari, Sudah Bisa Pulang

Dari 3 orang positif tes cepat, 1 di antaranya positif tes swab.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bilal Ramadhan
Para jamaah tabligh Kebon Jeruk dirawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, kemayoran, Jakarta Pusat.
Foto: Dok Kogasgabpad
Para jamaah tabligh Kebon Jeruk dirawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, kemayoran, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendy menganjurkan kepada 73 orang anggota Jamaah Tabligh dari Masjid Jami Kebon Jeruk yang usai menjalani isolasi 14 hari pulang ke rumah masing-masing. Pertimbangan pulang ke rumah masing-masing ini, setelah 73 orang ini menjalani isolasi dan dinyatakan negatif Covid-19 oleh Tim Medis, Puskesmas Tamansari.

"Mereka yang sudah negatif (Covid-19) usia isolasi, boleh pulang. Namun kondisinya saat ini sedang PSBB. Ya sudah kalau masih ada transportasi ke kampungnya, silahkan Alhamdulillah," kata Wali Kota Rustam Effendy kepada wartawan, Ahad (12/4).

Pertimbangan Wali Kota Jakbar ini berdasarkan hasil tes dan Surat Keterangan Pemeriksaan dari Puskesmas Kecamatan Tamansari pada Kamis, tertanggal 9 April 2020. Dalam surat tersebut dijelaskan 73 orang Jamaah Tabligh di Masjid Jami Kebon Jeruk negatif Covid-19 setelah menjalani isolasi selama 14 hari dan usai menjalani rapid test selama 2 kali.

Rustam mengatakan, 73 orang tersebut terdiri dari 64 orang warga negara asing (WNA), sedangkan sisanya 9 orang warga negara Indonesia (WNI). Ia menyebut 9 orang WNI dan 64 WNA ini bisa mulai memilih transportasi untuk pulang ke rumah masing-masing, karena saat ini berlaku PSBB. Bisa dilihat akses transportasi ke kampung halaman, mana yang belum dibatasi sebagai langkah alternatif balik ke kampung halaman.

Mereka dipersilahkan pulang, kata dia, karena sudah ada keterangan sehat dan negatif Covid-19 oleh tim medis. Namun apabila mereka tidak ada bukti sehat dan keterangan negatif Covid-19 dari tim medis, tentu mereka tidak diperkenankan pulang.

Diakui dia selebihnya selain dari 73 orang yang sudah dinyatakan negatif, masih ada jamaah tabligh lain yang masih berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Mereka yang ODP, jelas Rustam, sebelumnya sebagian masih ada yang mengisolasi diri di Masjid Jami Kebon jeruk, sebagian dirawat di RS Sementara di Wisma Atlet.

"Mereka yang di Wisma Atlet, pertama tiga orang kemudian disusul gelombang ke dua, 39 orang, kemudian yang ketiga 31 orang, dan keempat 11 orang. Tapi yang positif hasil SWAB ada satu orang sudah di Wisma Atlet," ungkap dia.

Dikatakan dia, satu orang yang positif itu diambil dari hasil rapid test pertama, dimana terdapat 3 orang positif. Kemudian dari 3 orang yang positif dilakukan tes kedua dengan tes SWAB, hasilnya satu orang positif, dua orang negatif. Namun satu orang yang positif ini sudah melakukan kontak dengan beberapa orang. Karena itulah orang orang yang sudah kontak dengan yang positif berstatus ODP dan dilakukan isolasi.

"Satu orang yang positif itu dirawat di Kemayoran (Wisma Atlet). Sedangkan yang ODP (73 orang) karena interaksi dengan yang positif, ini sudah kita isolasi dan dicek, dengan tes dua kali, dinyatakan sehat dan negatif setelah 14 hari. Mereka silahkan pulang, dan jangan kelayapan," ujar Rustam.

Keterangan Wali Kota Jakarta Barat ini sekaligus mengoreksi pemberitaan Republika sebelumnya terkait 73 orang Jamaah Tabligh yang positif Covid-19. Bermula dari hasil rapid test pertama tiga orang jamaah yang hasilnya positif.

Berhubung tiga orang ini memiliki kontak dengan jamaah lain, maka 71 jamaah lain ikut diisolasi di RS Sementara Wisma Atlet. Namun mereka masih berstatus ODP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement