REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Aceh meresmikan penggunaan poliklinik Pinere atau Penyakit Infeksi New-emerging dan Re-Emerging, khusus bagi pasien yang menderita penyakit menular di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh. Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan selama pandemi Covid-19, pemeriksaan bagi warga yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) bakal dilakukan di Poliklinik Pinere.
"Poliklinik pelayanan khusus dari penyakit non infeksi. Agar secara psikologis masyarakat kita tahu penyakit apa yang dialami," katanya di sela-sela peresmian Poliklinik Pinere di Banda Aceh, Rabu.
Dia menyebutkan secara umum penanganan medis bagi ODP, PDP dan pasien positif Covid-19 di Aceh cukup baik. Namun pihaknya terus berupaya memperbaiki layanan, agar dapat mengatasi apabila terjadi ledakan kasus Covid-19. "Mudah-mudahan kita bisa mengatasinya. Yang kita lakukan adalah upaya preventif (pencegahan), itu lebih bagus dari upaya kuratif (pengobatan)," katanya.
Disamping itu, Aceh juga telah memiliki dua laboratorium PCR milik Kementerian Kesehatan dan Universitas Syiah Kuala. Namun tidak dapat berfungsi karena belum ada cairan sebagai salah satu instrumen test swab pasien terpapar COVID-19.
Nova memastikan, begitu reagen pesanan tersebut tiba, pemerintah akan segera memfungsikan dua laboratorium tersebut.
Direktur RSUD Zainoel Abidin, dr Azharuddin menyebutkan para prinsipnya Poliklinik Pinire merupakan tempat layanan terpisah bagi pasien dengan keluhan penyakit non-infeksi. Dia mengatakan poli tersebut akan memberikan pelayanan one stop full servis, atau segala layanan di bawah satu atap. Mulai dari lokasi pendaftaran, laboratorium, depot farmasi, kasir, semuanya ada di satu gedung.
"Ruang pemakaian APD, ruang pelepasan APD juga tersedia di poli pinere. Jika terindikasi harus diberikan perawatan, pasien akan dirawat di ruang isolasi pinere. Sedang jika pasien dalam kondisi gawat akan dirujuk untuk dirawat di ruangan RICU," katanya.