REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Banjir yang melanda Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, pada Rabu (8/4) merendam jalan desa, sawah, dan rumah warga. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, sekira 100 rumah terdampak banjir yang terjadi sejak Selasa (7/4) malam itu.
Kepala Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Irwan mengatakan, banjir itu disebabkan luapan air dari Sungai Citanduy. Terdapat sekira 100 rumah yang terendam banjir yang ketiga kali terjadi di lokasi itu selama 2020.
"Terdampak datanya ada 100 rumah, bukan terendam tapi terdampak. Yang terendam paling belasan. Kalau terendam itu anggapannya air masuk tinggi," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (8/4).
Menurut dia, maksud dari terdampak banjir adalah halaman rumah warga tergenang air. Akses warga untuk keluar masuk juga sulit karena ketinggian air di jalan desa mencapai 50 sentimeter pada Rabu dini hari, dan berangsur surut hingga 30 sentimeter pada pagi hari.
Irwan mengatakan, hingga Rabu siang ketinggian air semakin berkurang. Aktivitas warga juga dinilai tak banyak terganggu. Hanya terdapat belasan rumah yang terendam banjir itu.
"Warga di sana juga sudah antisipasi dengan meninggikan lantai rumah setinggi satu meter dari jalan. Halaman rumah memang terendam, tapi mereka adem ayem di dalam rumah," kata dia.
Dia menambahkan, wilayah itu memang selalu tergenang banjir setiap tahunnya ketika memasuki musim hujan. Warga di desa itu juga disebut sudah tangguh menghadapi banjir yang rutin terjadi.
Kendati demikian, Irwan menyebut, BPBD berusaha untuk mengatasi mengatasi banjir yang selalu terjadi ketika hujan turun dengan intensitas tinggi di wilayah itu. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya juga akan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy untuk mencari solusi masalah itu.
"Kita akan datangi BBWS bersama Muspika terkait penanganannya. Harus ada aksi nyata, misalnya membuat sodetan atau pengerukan, agar banjir tidak terulang," kata dia.
Irwan menilai, penyebab banjir tahunan di Desa Tanjungsari tak lain adalah luapan air dari Sungai Citanduy dan Sungai Cikidang. Sementara, menurut dia, sejauh ini tidak program dan aksi yang jelas untuk penanganan banjir itu. "Seolah-olah dibiarkan," kata dia.
Kepala Desa Tanjungsari, Amas mengatakan, banjir kali ini memang lebih kecil dibandingkan dua kejadian sebelumnya. Namun, tetap saja warga terganggu akibat bencana rutin itu. Sementara, tak pernah ada penanganan serius, baik dari Pemkab Tasikmalaya maupun BBWS Citanduy.
"Kita inginnya cepat diatasi agar tidak terus berulang," kata dia.