Selasa 07 Apr 2020 16:21 WIB

Dua Warga yang Positif Rapid Test di Cianjur Meninggal Dunia

Keduanya belum menjalani pemeriksaan swab untuk memastikan positif Corona.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Sebanyak dua orang warga terindikasi positif Covid-19 dari hasil rapid test di Kabupaten Cianjur meninggal dunia. Keduanya belum menjalani pemeriksaan swab untuk memastikan positif atau tidak Covid-19.

''Awalnya kedua pasien masuk dalam kategori pasien dalam pengawasan (PDP) dan langsung menjalani rapid test ketika masuk rumah sakit,'' ujar Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Cianjur, Yusman Faisal kepada wartawan, Selasa (7/4). Hasilnya kedua orang itu positif berdasarkan hasil rapid test.

Baca Juga

Yusman menerangkan, pasien terindikasi positif itu merupakan warga Kecamatan Cijati dan Kecamatan Cianjur. Warga itu sempat menjalani penanganan medis di rumah sakit.

Akan tetapi beberapa jam setelah dirawat kedua pasien meninggal. Rinciannya pasien asal Cijati dirawat di RS Cimacan meninggal pada Selasa pagi. Satu pasien lainnya asal Kecamatan Cianjur meninggal Senin (6/4) sore setelah dirawat di RS Dr Hafidz.

Indikasi positif Corona berdasarkan rapid test tersebut, kata Yusman, tidak bisa dibuktikan lebih lanjut berdasarkan tes swab. Hal ini karena tim medis belum sempat mengambil sampel untuk swab.

Kondisi ini ungkap Yusman, berbeda dengan dua pasien PDP yang meninggal sebelumnya. Di mana mereka sudah diambil sampelnya dan dinyatakan negatif berdasarkan swab test.

Sehingga lanjut Yusman, total sudah ada empat pasien PDP yang meninggal dunia. Dua dinyatakan negatif dan dua yang terakhir tidak dapat dipastikan, karena belum sempat diambil sampel untuk swab tes.

Menurut Yusman, kemungkinan besar keduanya meninggal akibat penyakit kronis yang diderita. Keduanya memiliki riwayat penyakit kronis sebelum dirawat dan menjalani rapid test.

Keduanya lanjut Yusman, sudah dimakamkan dengan protokol keamanan untuk pasien Covid-19. Meskipun belum dipastikan meninggal akibat corona atau bukan, tetapi langkah tersebut dilakukan untuk pencegahan.

Di sisi lain Yusman mengungkapkan, saat ini ada 21 orang PDP. Empat di antaranya meninggal dunia dan ada 423 orang ODP. Untuk ODP terus meningkat dan didominasi warga yang memiliki riwayat perjalanan dari zona merah, atau juga pemudik dari Jakarta dan Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement