REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana mengatakan, karantina akan fokus ke orang dalam pengawasan (ODP) dan tenaga medis yang perlu tempat transit atau penampungan. Terlebih, beberapa pekan terakhir banyak pemudik masuk ke DIY, yang jumlah terbesarnya di Gunungkidul dan Sleman.
"Mencegah mereka yang mudik untuk terkena virus atau menularkan virus, maka kemudian dipersiapkan langkah-langkah untuk dilakukan karantina," kata Biwara, Senin (6/4).
Ia menjelaskan, karantina disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Ada yang dilakukan dengan karantina mandiri yaitu di Kabupaten Gunungkidul, dan ada yang karantina dengan menempatkan di penampungan seperti Bantul, Sleman, Yogyakarta dan Kulonprogo.
Biwara menuturkan, beberapa tempat sudah dipersiapkan seperti di Asrama Haji Kabupaten Sleman. Kemudian, Yogyakarta ada di Pondok Pemuda Kota Yogyakarta, Balai Diklat Kabupaten Bantul, dan satu rumah susun di Kabupaten Kulonprogo.
Ini, kata Biwara, dilakukan agar pemantauan terhadap mereka dapat dilakukan dengan baik, dan ada langkah-langkah seleksi. Artinya, ODP yang memerlukan penampungan diusahakan agar mereka mendapatkan layanan dan tempat yang baik.
"Yang penting untuk mencegah penularan dan terkena Covid-19 ini, maka yang penting meningkatkan daya tahan tubuh mereka," ujar Wakil Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY tersebut.
Dalam program-program, mereka yang dikarantina akan diberikan kebutuhan gizi dan suplemen vitamin C dan E. Tujuannya, agar mereka memiliki daya tubuh yang kuat dan membentuk antibodi, sehiingga tidak terserang Covid-19.
Selain itu, persiapan dilakukan untuk menampung tenaga kesehatan yang perlu tempat transit. Pemda DIY sudah menerapkannya di Badan Diklat Kemendagri di Baciro yang bisa menampung 140-150 kamar.
Menurut Biwara, di tempat-temmpat penampungan ini akan disediakan tenaga kesehatan, tenaga kebersihan, kebutuhan logistik dan lain-lain. Yang mana, memungkinkan mereka meningkatkan daya tahan tubuh.
"Dan bisa menjaga diri agar terhindar dari serangan Covid-19," kata Biwara.