REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, gempa yang terjadi di barat laut Jailolo, Maluku Utara dini hari tadi pagi, akibat deformasi batuan lempeng laut Maluku.
"Apabila memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah," sebut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Rahmat Triyono dalam rilis yang dibagikan BMKG Sulut melalui grup percakapan BMKG, PVMBG dan pemangku kepentingan terkait di Manado, Senin (6/4).
Sementara dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Guncangan gempa dirasakan di daerah Bitung, Siau, Manado III-IV MMI, Kota Ternate II MMI.
Kepada masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selanjutnya, menghindari dari bangunan yang retak atau rusak, memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Wilayah Maluku Utara diguncang gempa tektonik, pukul 01.37.13 WIB dan hasil analisis BMKG menunjukkan lindu ini memiliki parameter update dengan magnitudo 6,1.
Episenter gempa terletak pada koordinat 1.52 LU dan 126.43 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 126 kilometer arah Barat Laut Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada kedalaman 67 kilometer.