REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk tidak terlambat datang ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit atau puskesmas jika mengalami gejala demam berdarah dengue (DBD).
Kecepatan waktu dibutuhkan untuk segera mendapatkan penanganan medis. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Kementerian Kesehatan Nadia Siti Tarmizi saat dihubungi di Jakarta, Senin (6/4), meminta warga agar memperhatikan dan mengetahui gejala demam berdarah untuk mencegah penyakit DBD berkembang.
"Perhatikan gejala DBD, jangan terlambat ke RS, bila ada gejala demam tinggi tiga hari tanpa sesak atau batuk, atau suara sesak. Perhatikan adakah bintik-bintik merah atau gusi berdarah, atau mimisan sebagai tanda awal DBD," kata Nadia.
Meskipun saat ini tengah terjadi wabah Covid-19, Nadia mengatakan orang yang memiliki gejala DBD harus segera mengunjungi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan dengan segera. Nadia menjelaskan bahwa penyakit DBD juga merupakan penyakit infeksi seperti Covid-19 sehingga bisa dilakukan pencegahan dengan menjaga imunitas atau sistem kekebalan tubuh.
Dia juga meminta agar fasilitas kesehatan pun harus siap menerima pasien penyakit DBD meskipun saat ini banyak menangani pasien Covid-19.Nadia meminta masyarakat agar melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dikarenakan dalam keseharian berada di rumah melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Selain itu, dia meminta agar ruangan sekolah ataupun kantor harus dibersihkan agar tidak menjadi sarang nyamuk karena lama tidak digunakan."Untuk kantor dan sekolah, karena gedung ini sudah lama tidak ada aktivitas pastikan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk di sekolah dan kantor oleh petugas kebersihan dengan menerapkan jaga jarak dan menggunakan masker," jelas dia.
Dia juga menyarankan warga agar memastikan tidak ada air pada bak-bak penampungan baik di sekolah, mushala, masjid. Masyarakat juga bisa memberantas jentik nyamuk dengan menaburkan obat disinfektan.