REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mendesak pelaksanaan rapid test Covid-19 bagi masyarakat di wilayah setempat dipercepat agar langkah-langkah pencegahan penularan yang lebih luas bisa segera dilakukan.
"Sebanyak 16.600 alat rapid test bantuan dari pemerintah pusat sudah dibagikan ke berbagai kabupaten/kota yang terjangkit maupun yang jumlah pasien dalam pengawasannya banyak," ujarnya kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Ahad (5/4) malam WIB.
Berdasarkan data yang masuk, dari jumlah tersebut hingga malam ini telah dilakukan sebanyak 6.263 rapid test. "Ada 10.337 peralatan rapid test yang belum digunakan, saya minta segera digelar," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Gubernur Khofifah mengungkapkan, sebanyak 16.600 alat rapid test telah dibagikan dan sementara ini diprioritaskan untuk orang-orang yang berisiko tinggi, seperti dokter, perawat dan petugas lain yang kesehariannya menangani kasus Covid-19. Dari 6.263 rapid test yang telah digelar, diperoleh hasil 145 orang positif Covid-19, namun perlu dilakukan tes lanjutan berupa swab PCR untuk diperoleh hasil pasti.
Dari 145 orang yang hasil rapid test-nya positif, kata dia, setelah dilakukan tes swab PCR diperoleh hasil empat orang terkonfirmasi positif Covid-19. "Itulah kenapa saya mendesak agar rapid test ini segera dirampungkan, yaitu untuk percepatan tracing serta penanganan agar penularan Covid-19 tidak semakin meluas," katanya.
Gubernur Khofifah juga menyampaikan, jika saat PCR hasilnya positif maka biaya ditanggung Pemerintah Pusat, sedangkan kalau negatif ditanggung Pemprov Jatim. "Ini harus kembali saya sampaikan supaya masing-masing daerah menyegerakan penggunaan rapid test. Dan yang terkonfirmasi positif dari PCR itu bisa dilakukan tracing lebih detail," tutur Khofifah.