Jumat 03 Apr 2020 19:09 WIB

RK: Jabar Alokasikan Rp16 T untuk Tangani Pandemi Covid-19

Alokasi Rp 16 Triliun itu sudah disepakati dengan DPRD Jawa Barat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Foto: istimewa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkap, telah mengalokasikan anggaran senilai total Rp16 triliun untuk mengatasi dampak pandemik Covid-19 di Jawa Barat. Dari jumlah itu, Rp 3,2 triliun merupakan anggaran tunai dan pangan untuk dibagikan kepada masyarakat rentan di Jabat yang terdampak Covid-19.

"Rp 3,2 triliun anggaran tunai dan pangan yang akan dibagikan mingdep jika lancar, dan Rp 13 triliun untuk proyek-proyek padat karya, jadi setelah pandemik turun, akhir Juni, banyak pengangguran nah itu akan kami kerjakan dalam program padat karya senilai Rp 13 triliun," ujar Ridwan saat melapor kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin melalui video conference, Jumat (3/4).

Ridwan mengatakan, alokasi Rp 16 Triliun itu sudah disepakati dengan DPRD Jawa Barat, dengan memberhentikan sementara proyek dan perjalanan dinas ditambah memotong gaji gubernur dan wakil gubernur dan jajaran aparatur sipil negara (ASN).

Dia menyebut, untuk penanggulangan ekonomi masyarakat miskin maupun rentan miskin di Jawa Barat telah dibagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Untuk masyarakat miskin dengan presentase 25 persen ke bawah, akan dikaver oleh Pemerintah Pusat melalui kartu sembako maupun program keluarga harapan (PKH).

Sedangkan, untuk masyarakat rentan miskin yang sebenarnya mempunyai penghasilan namun terdampak, yang berada di kisaran 25-40 persen dicover oleh pemerintah daerah.

"Kami siapkan Rp 500 ribu, minggu depan kami bagikan, sepertiga cash, dua pertiga sembako yang kami beli dari pasar-pasar," ujarnya.

Ridwan mengungkap, lebih dahulu membeli bahan pokok dari pedagang di pasar, ketimbang Bulog. Dalam proses penyaluran, Pemprov Jawa Barat memberdayakan masyarakat yang terdampak.

"Supaya pedagag tetap hidup baru kalau tidak cukup baru kami beli dari Bulog. Kemudian dikirimnya oleh PT POS, tapi pasukannya pasukan ojol, jadi ada Grab Go-jek," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement