Jumat 03 Apr 2020 17:31 WIB

Emil Minta Pusat Fasilitasi Penanganan Corona di Jabodetabek

Emil mengungkapkan 70 persen pergerakan Covid-19 berputar di Jabodetabek.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Jawa barat Ridwan Kamil
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Gubernur Jawa barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berharap atensi Pemerintah Pusat dalam memfasilitasi komunikasi teknis penanganan penyebaran virus Covid-19 di Jabodetabek.

Hal ini kata Ridwan, lantaran wilayah Jabodetabek terbagi dari tiga administrasi pemerintahan, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Ridwan mengungkap, 70 persen pergerakan Covid-19 juga berputar di Jabodetabek.

Baca Juga

"Sehingga memang salah satu yang harus bapak Wapres berikan atensi adalah tiga provinsi ini belum banyak ada komunikasi-komunikasi secara teknik, perlu difasilitasi," ujar Ridwan saat laporan ke Wakil Presiden Ma'ruf Amin melalui video conference, Jumat (3/4).

Ridwan mengaku tidak berinisiatif terlalu jauh mengingat Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Banten juga kini tengah konsentrasi dalam penanganan Covid-19 di wilayah masing-masing. Sementara, koordinasi penanganan wilayah Jabodetabek mendesak mengingat 70 persen penyebaran berada di wilayah tersebut.

"Karena kalau Jabodetabek ini kompak, serempak, baik kebijakan, kemudian distribusi alat, sehingga minimal 70 persen penyebaran Covid-19 ini bisa dikendalikan dalam satu frekuensi," ujar RK, sapaan akrabnya.

Sementara laporan terakhirnya di Jawa Barat, dari 50 juta penduduk, hingga saat ini 223 terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, definisi positif Covid-19 itu mereka yang sudah melalui uji swab di Litbang Kementerian Kesehatan.

Namun demikian, jumlah itu bisa lebih besar mengingat antrean uji swab Litbang Kemenkes panjang dan sangat terbatas dengan kemampuan 200 sampel per hari.

Hal ini kata Ridwan, jauh bila dibandingkan kemampuan negara seperti Korea Selatan yang jumlah penduduknya setara Jawa Barat 50 juta orang, dengan kemampuasn tes 15 ribu per hari.

Karena itu, Pemprov Jabar melakukan tes secara mandiri dengan membeli alat tes dari Korea Selatan dengan kemampuan tes 500 sampel per hari di Laboratorium Kesehatan milik Jawa Barat. "Dengan tes itu, 500 itu kami menemukan positif Wali Kota Bogor Bima Arya, Wakil Wali Kota bandung positif, Bupati Karawang," ujarnya.

Selain itu, tes mandiri itu juga, Jabar menemukan empat klaster penyebaran virus Covid-19 di Jawa Barat. Keempatnya yakni seminar syariah ekonomi di Bogor, acara keagamaan kristiani di Bogor, Gereja Bethel di Lembang dan acara Musda HIPMI di Karawang.

Karena itu, Ridwan menilai pentingnya kecepetan pengetesan secara massif kepad masyarakat untuk mengetahui klaster penyebaran Covid. Hal ini kata Ridwan, terbukti dengan hasil rapid tes massif Jabar yang dilaporkan hampir 15 ribu tes dari 500 ribu yang dibagikan ke daerah di Jabar, terdapat 677 terkonfirmasi positif.

"Jadi semakin kita banyak tes, semakin kita tahu virus-virus ini sedang beredar dimana saja. maka saya meyakini, sebenarnya hari ini kasus kita berlipat-lipat, tapi karena kecepatan tes tidak sebanyak kita harapkan, maka data itu datang seolah-olah sedikit," ujarnya.

RK juga mengungkap, saat ini 677 itu tengah menunggu tes kedua dengan alat swab untuk memastikan apakah positif Covid-19. Adapun 677 itu, 300 di antaranya berada di sekolah kepolisian di Sukabumi, 200 lainnya di Bandung yang datang dari satu jemaat Gereja Bethel di Lembang.

Untuk di Sekolah kepolisian di Sukabumi, saat ini seluruh siswa dan civitas di sekolah tersebut sedang diisolasi dan diambil alih oleh Kapolri.

Sedangkan 200 jemaat gereja Bethel di Bandung yang positif berdasar rapid tes, berasal dari satu jemaat gereja yang sudah positif Covid-19.

"Mereka berkumpul, pendetanya melakukan sentuhan fisik, pendetanya dan istri meninggal karena Covid-19, ini rasionya lebih besar, ditesnya 600-an, yang positifnya 226. dari 637 jemaah gereja Bethel dites, 226-nya positif atau 35 persen," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement