Oleh: Fitriyan Zamzami, Fauziah Mursid, Jurnalis Republika
REPUBLIKA.CO.ID, Bukan rahasia, wilayah Pegunungan Tengah Papua bukan daerah perlintasan yang ramai sangat dibandingkan wilayah-wilayah lain di Indonesia. Lalu lintas orang-orang yang datang dan pergi tergolong terbatas sehubungan moda transportasi yang juga tak seramai di wilayah-wilayah barat Indonesia.
Meski begitu, hingga Jumat (3/4) terhitung sudah tiga pasien positif Covid-19 ditemukan di wilayah tersebut. Tak hanya itu, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Mimika menyatakan jumlah warga Mimika yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) terkait wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) kian bertambah banyak menjadi 79 orang, dari sebelumnya hanya 47 orang, dan kini sedang diisolasi.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pemkab Mimika Reynold Ubra di Timika, Jumat mengatakan bahwa dari jumlah itu sebanyak sembilan orang kini berada dalam periode isolasi atau karantina di fasilitas Wisma Atlet Mimika di Kelurahan Timika Jaya SP2, sementara sisanya melakukan isolasi mandiri di rumah.
Adapun jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) juga bertambah menjadi 11 orang kini menjalani perawatan pada tiga rumah sakit di Mimika, delapan pasien dirawat di RSUD Mimika, sementara tiga pasien dirawat di dua rumah sakit swasta di Mimika. Sedangkan jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 22 orang. Bagaimana bisa sebanyak itu?
Begini, Reynold Ubra menjelaskan, pasien pertama yang tertular sedianya sudah mencoba mengkarantina diri sendiri saat merasakan gejala-gejala terjangkit Covid-19. "Pasien 01 ini sangat edukatif, dia melakukan isolasi mandiri sebelum dirawat di salah satu rumah sakit di Mimika. Niatnya baik, cuma tidak terlalu bijaksana karena melakukan isolasi di salah satu hotel di Timika. Mereka yang melakukan kontak erat dengan pasien 01 sebanyak 10 orang, semuanya sudah diisolasi," katanya kepada Antara, Jumat ini.
Selain itu, penularan Covid-19 di Mimika terkait dengan seorang tokoh agama di wilayah tersebut. Yang bersangkutan jatuh sakit dan kemudian meninggal di Mimika pada 16 Maret lalu dan dikebumikan pada 19 Maret. Saat meninggal itu, belum diketahui bahwa yang bersangkutan tertular Covid-19.
Hal itu justru terungkap dari dua orang yang dinyatakan positif Covid-19 belakangan, diberi sandi Pasien 02 dan Pasien 03. Kedua pasien tersebut diketahui sempat berhubungan erat dengan tokoh yang meninggal sebelum dites tersebut. Dinas Kesehatan Mimika kemudian melacak perjalanan tokoh agama yang meninggal itu. ."
Terungkap, yang bersangkutan sebelum sakit pernah menghadiri acara keagamaan gereja di Lembang, Bandung, Jawa Barat pada 3-5 Maret lalu. Tim epidemiologi Dinkes Mimika telah menelusuri orang-orang yang pernah melakukan kontak erat dengan Pasien 03 dan ditemukan sebanyak 36 orang. Mereka tersebar mulai dari Mapurujaya, Ibu Kota Distrik Mimika Timur hingga di Kota Timika.
"Kami sudah telusuri Pasien 03 ini pernah melakukan kontak dengan siapa saja. Empat orang dalam rumahnya kami tetapkan dalam status PDP. Di klinik pertama yang dikunjungi tanggal 22 Maret di Jalan Budi Utomo Timika kami tetapkan lima orang status PDP dan enam orang status OTG," katanya.
Nah pada Jumat (3/4), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, pada awal Maret lalu acara Gereja Bethel di Lembang dihadiri sebanyak 637 jemaat. Dalam peribadatan itu, kata Ridwan Kamil, pendeta melakukan sentuhan fisik dengan para jemaat. “Mereka berkumpul, pendetanya melakukan sentuhan fisik, pendetanya dan istri meninggal karena Covid-19. Ini rasionya lebih besar. Dari 637 jemaah Gereja Bethel,dites, 226-nya positif atau 35 persen,” kata dia dalam konferensi jarak jauh dengan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, kemarin.
Dari rangkaian keterangan gugus tugas di Mimika dengan keterangan Gubernur Jabar tersebut, jadi terang bagaimana Covid-19 bisa menjamah Pegunungan Papua. Ia bermula dari perkumpulan ratusan manusia ribuan kilometer, nun di Bandung, Jawa Barat. n