Kamis 02 Apr 2020 10:53 WIB

Relawan Pendaftar Aplikasi Pikobar Capai 1.300 Orang

Formasi relawan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Aktivitas peugas di Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 (Pikobar), di Jabar Command Center, kompleks Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (20/3).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Aktivitas peugas di Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 (Pikobar), di Jabar Command Center, kompleks Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Provinsi Jawa Barat (Jabar), dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia sekaligus penyokong ibu kota, memang tidak bisa lolos dari penyebaran wabah COVID-19.

Dalam menangani virus SARS-CoV-2 itu, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar melalui Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat terus berupaya memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD), ventilator, hingga test kit bagi rumah sakit utama rujukan COVID-19 di Jabar.

Selain itu, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar melalui aplikasi PIKOBAR membuka rekrutmen relawan medis dan nonmedis serta mengumpulkan donasi untuk penanganan COVID-19 di Jabar.

Menurut Kepala Diskominfo Jabar, Setiaji, sejak pendaftaran relawan dibuka 30 Maret lalu, sudah ada kurang lebih 1.300 orang yang mendaftarkan diri untuk menjadi relawan di periode project 30 Maret hingga 29 Mei 2020.

"Hari ini kami sudah menugaskan beberapa orang relawan yang sudah terpilih untuk membantu kelangsungan kegiatan tes masif di Bandung," ujar Setiaji di Kota Bandung, Kamis (2/4).

Setiawan mengatakan,  formasi relawan medis yang dibutuhkan adalah surveilans, perawat, dokter spesialis anak, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis paru, dokter umum, analis (laborat/analis), dan phlebotomist (pengambil spesimen).

Kebutuhan relawan nonmedis, kata dia, terdiri dari UI/UX designer, media dan publikasi, runner, tim logistik, public health policy researcher, public policy researcher, data entry, back end developer, front end developer, hingga product manager.

Setiaji mengatakan, warga Jabar maupun luar Jabar yang tertarik pun bisa melihat detail tugas, kriteria relawan, metode briefing, hingga perlengkapan relawan di keterangan masing-masing formasi. "Bagi teman-teman difabel, tetap bisa mendaftarkan diri di posisi yang memungkinkan," katanya.

Setiaji menambahkan, formasi relawan tersebut ditentukan sesuai kebutuhan pembuatan sistem atau aplikasi maupun kebutuhan di lapangan. "Masih akan berkembang dari waktu ke waktu, mengingat luasnya wilayah Jawa Barat yang harus ditangani," katanya.

Setiawan menjelaskan, dua tahap rekrutmen yakni pengisian formulir (screening) dan wawancara dilakukan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat. Nantinya, relawan yang tergabung akan mendapatkan sertifikat tanda kontribusi.

Saat ini, wabah COVID-19 menjadi sebuah permasalahan bersama. Karena itu, dibutuhkan kerja sama dan keterlibatan semua pihak baik pemerintah pusat, daerah juga masyakarat. "Harapannya dengan rekrutmen ini, kami bisa mengajak masyarakat untuk bahu-membahu bersama kami untuk dapat menanggulangi wabah ini," katanya.

Kepala UPT Pusat Layanan Digital, Data, dan Informasi Geospasial (Jabar Digital Service/JDS) Diskominfo Jabar Agi Agung Galuh Purwa, saat ini phlebotomist banyak dibutuhkan untuk kegiatan tes masif sebagai upaya Jabar untuk memonitor jumlah dan persebaran COVID-19. "Selanjutnya dokter dan perawat memegang peranan penting, apalagi jika nanti ada kebutuhan tambahan tenaga medis di fasyankes (Fasilitas Pelayanan Kesehatan) yang sudah ada," kata Agi.

Hingga Rabu (1/4) pukul 15:30 WIB, bantuan dana untuk Jabar Bergerak Lawan Corona melalui aplikasi PIKOBAR dan situsweb penyedia layanan donasi tercatat berjumlah Rp 288 juta.  Sedangkan targetnya sebesar Rp 10 miliar.

Angka tersebut didapat dari keringanan tangan 1.248 donatur. Sebelumnya, sudah dicairkan sebesar Rp169,5 juta pada Senin (30/3) untuk pembelian APD demi menunjang kebutuhan fasyankes serta pembuatan wastafel portabel di area publik.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement