Rabu 01 Apr 2020 20:24 WIB

351 Napi di Jateng Dibebaskan Demi Cegah Penyebaran Covid-19

351 napi yang dibebaskan merupakan tahap pertama dari program pencegahan corona

 Sejumlah warga binaan pemasyarakatan (WBP) Kelas 1 Kedungpane, Semarang, yang mengikuti layanan Hapus Tato Gratis, di lingkungan lapas setempat.
Foto: Dokumen.
Sejumlah warga binaan pemasyarakatan (WBP) Kelas 1 Kedungpane, Semarang, yang mengikuti layanan Hapus Tato Gratis, di lingkungan lapas setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Sebanyak 351 narapidana penghuni berbagai lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan) di Jawa Tengah dikeluarkan dan dibebaskan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Tengah Marasidin Siregar di Semarang, Rabu (1/4), mengatakan, 351 napi yang dibebaskan hari ini merupakan tahap pertama dari pelaksanaan program antisipasi terhadap pencegahan Corona tersebut.

"Akan terus berproses sampai tanggal 7 April nanti, ada persyaratan administrasi yang harus disiapkan," katanya.

Menurut dia, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi napi untuk memperoleh asimilasi atau integrasi dalam program pemerintah tersebut.

Ia menyebut syarat yang harus dipenuhi antara lain dua per tiga masa pidana jatuh sampai 31 Desember 2020, tidak termasuk dalam Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, serta asimilasi dilaksanakan di rumah.

Pada tahap pertama ini, terdapat sejumlah lapas dan rutan yang warga binaannya tidak memperoleh pembebasan.

Adapun lapas yang paling banyak dibebaskan warga binaannya yakni Lapas Klas I Kedungpane Semarang yang mencapai 57 orang.

Sebelumnya diberitakan, Kemenkumham akan mengeluarkan dan membebaskan sekitar 30 ribu narapidana dan napi anak dari tahanan dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19

Hal tersebut didasarkan atas Keputusan Menteri Hukum dan HAM bernomor M.HH-19.PK/01.04.04.

Salah satu pertimbangan dalam membebaskan para tahanan itu yakni tingginya tingkat hunian di lembaga pemasyarakatan, lembaga pembinaan khusus anak, dan rumah tahanan negara sehingga rentan terhadap penyebaran virus Corona.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement