Rabu 01 Apr 2020 16:39 WIB

Sembilan PDP Covid-19 di Magelang Sembuh

Sembilan dari 14 PDP di Magelang dinyatakan sembuh

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Petugas medis membawa seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terduga Covid-19. Sembilan dari 14 PDP di Magelang dinyatakan sembuh. Ilustrasi.
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas medis membawa seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terduga Covid-19. Sembilan dari 14 PDP di Magelang dinyatakan sembuh. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG - Sebanyak sembilan dari 14 pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Kota Magelang dinyatakan sembuh dan sudah pulang. Keterangan ini dasampaikan Kepala Dinas Kota Magelang Sri Harso.

Sri Harso menyebut pasien yang sudah pulang tersebut yakni enam orang dari RSUD Tidar Magelang, dua orang dari RST dr Soedjono, dan satu orang dari RSJ dr Soeroyo Magelang. Dalam video conference dengan sejumlah wartawan di Magelang, Sri menyatakan hingga pukul 12.00 WIB di Kota Magelang ada 168 orang dalam pemantauan (ODP). Kemudian dari 14 PDP itu sembilan pasien sudah pulang, dua masih dirawat, dan tiga orang meninggal yang salah satunya positif Covid-19.

Baca Juga

"Selama 24 jam ini keadaan statis, mudah-mudahan keadaan ini bisa lebih baik di hari kemudian," katanya.

Menyinggung penyediaan alat pelindung diri (APD), dia mengatakan Dinkes Kota Magelang terus berusaha sekuat mungkin untuk mencukupi baik dari donatur, membeli sendiri, dan bantuan dari provinsi. "Hari ini datang lagi sekitar 40 APD di Dinkes dan langsung didistribusikan ke rumah sakit dan puskesmas. Kemarin datang 400 APD juga langsung diberikan ke puskesmas dan rumah sakit," jelas Sri.

Menurutnya besok juga ada bantuan dari donatur di Jakarta sekitar 300 APD. Ada pula donatur dari Yogyakarta menyanggupi menyediakan 400 APD. Pada Sabtu (4/4) akan dikirim 240 APD dan sisanya pekan depan.

"Tadi malam saya juga dapat WA dari teman DPR juga menawarkan 100 APD kemungkinan pekan depan juga akan datang. Alhamdulillah dari hari ke hari APD cukup walaupun tidak standar. Standarnya sekitar 90 persen dari pada tidak, karena yang standar itu produk impor yang barangnya terbatas," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement