Selasa 31 Mar 2020 23:17 WIB

IDI Pasaman Barat Minta Pemerintah Upayakan Ketersediaan APD

Tenaga medis sangat rentan terjangkit karena berhubungan langsung dengan pasien.

Perawat mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) di Ruang Isolasi Infeksi Khusus (RIIK) untuk wabah Virus Corona.
Foto: Abdan Syakura/Republika
Perawat mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) di Ruang Isolasi Infeksi Khusus (RIIK) untuk wabah Virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID,SIMPANG EMPAT -- Ikatan Dokter Indonesia Cabang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) meminta pemerintah menyiapkan dan menjamin ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis di daerah itu.

Ketua IDI Pasaman Barat Heru Widyawarman di Simpang Empat, Selasa, mengatakan kepastian ketersediaan APD sangat penting dalam menghadapi Corona Virus Disease (Covid-19), apalagi jumlah kasus orang dalam pantauan (ODP) di daerah ini terus bertambah.

"Setiap petugas medis wajib memiliki APD di tengah mewabahnya Covid-19. Sebab, tenaga medis merupakan garda terdepan dalam menghadapi virus itu. Oleh karena itu, ketersediaan APD sangat penting," tuturnya.

Menurutnya, tenaga medis sangat rentan terjangkit karena berhubungan langsung dengan pasien. "Bayangkan jika tanpa APD, tenaga medis yang bertugas bisa tertular dan menularkan ke yang lain," katanya.

Ia menyadari kesulitan Pemkab Pasaman Barat memperoleh APD. Pemkab sudah mengusahakan, namun keberadaan APD memang sudah langka. "Memang sudah ada yang diserahkan pemerintah melalui Gugus Tugas Covid-19 ke petugas medis, namun masih kurang dan dibutuhkan lebih banyak lagi," katanya.

Kebutuhan APD itu beriringan dengan jumlah ODP yang terus bertambah di Pasaman Barat. Penambahan APD itu nantinya diutamakan untuk dokter dan perawat yang bertugas di IGD.

Ia menerangkan penggunaan APD itu sekali pakai dan ada standarnya. Masing-masing ruangan mulai dari poli, IGD, kamar operasi, dan ruangan isolasi memiliki standar masing-masing.

Karena kekurangan APD, para dokter berusaha membuat APD sendiri. Ada yang pakai jas hujan, helm dan kaca mata yang dibeli dari toko bangunan. Sedangkan untuk masker pun dibuat sendiri oleh petugas RSUD Jambak. "Mendapatkan sebagian alat-alat ini di toko bangunan, sudah menipis, kalau pun ada harganya sudah naik," ucapnya.

Ia berharap kepada semua pejabat yang punya APD, masker dan lainnya agar memprioritaskan tenaga medis dan kesehatan.

Ia meminta kepada rekan-rekannya (tenaga medis) agar tetap menjaga keselamatan dan menggunakan APD yang optimal dalam melayani pasien yang diduga terinfeksi virus Corona.

IDI juga meminta Pemkab untuk disiplin menerapkan physical distancing (menjaga jarak), menghindari keramaian dan menjaga perbatasan wilayah terkait orang yang keluar masuk Pasaman Barat demi memutus mata rantai penularan Covid-19. Saat ini anggota IDI Pasaman Barat berjumlah 107 orang dan tersebar di sejumlah Rumah Sakit dan Puskesmas di daerah itu.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement