REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Kesehatan Aceh mendistribusikan alat tes cepat (rapid test antibody) ke seluruh Aceh, sekaligus menyalurkan pakaian alat pelindung diri (APD) lengkap serta ribuan masker TB dan masker N95. Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif mengatakan, alat tes cepat dan APD merupakan bantuan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dan Kementerian Kesehatan RI dan belanja khusus Pemerintah Aceh melalui APBA 2020.
"Kita mendata rumah sakit di mana yang paling membutuhkan. Kita sebarkan merata," katanya di Banda Aceh, Senin (30/3).
Ia menjelaskan, rapid test bertujuan untuk mencari peta sebaran Covid-19, sehingga alat tersebut tidak diperuntukkan bagi semua orang. Harapannya mata rantai virus itu dapat terputus dan hasil dari pemeriksaan bisa menjadi pedoman bagi tindakan medis selanjutnya.
"Harus diingat bahwa rapid test ini bukan segalanya. Jauh dari itu adalah usaha kita dalam pencegahan menjadi hal yang paling utama. Tetap jaga jarak dan tetap menjaga diri di rumah. Karena tindakan itu akan lebih efektif dalam memutuskan mata rantai corona," katanya.
Hanif menyebutkan pendistribusian rapid test dan APD tahap ini masih difokuskan untuk tenaga medis. Katanya terdapat 37 rumah sakit yang diberikan rapid test, sedangkan APD dan masker diberikan bagi 28 rumah sakit.
Untuk APD dan masker merupakan distribusi tahap kedua, sementara rapid test merupakan paket pertama yang dikirimkan ke seluruh daerah. Pada tahap pertama APD hanya untuk RSUD, sedangkan tahap kedua APD juga diberikan untuk RSUD dan Dinkes kabupaten/kota.
"Kita distribusikan secara proporsional sesuai dengan beban penanganan masing-masing rumah sakit. Diperkirakan besok atau lusa sudah sampai di tempat masing masing," katanya.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Muhammad Iswanto mengatakan Pemerintah Aceh akan terus mengupayakan pemenuhan alat-alat kesehatan khususnya bagi petugas medis yang menangani pasien COVID-19.
"Selain melengkapi APD bagi petugas, pemerintah juga menyediakan hotel dan tempat khusus yang bisa dimanfaatkan para dokter dan perawat, baik itu untuk istirahat maupun mengisolasi diri usai bertugas," katanya.