Senin 30 Mar 2020 06:44 WIB

DPR Minta Pemerintah Benahi Komunikasi Politik Atasi Corona

Aparat juga harus bersikap tegas dan memastikan penegakan hukum berjalan maksimal

Rep: rizkyan adiyudha/ Red: Hiru Muhammad
Suasana toko kawasan perdagangan Pasar Ikan Lama Medan, Sumatera Utara, Ahad (29/3/2020). Sebagian pemilik toko di pasar yang juga disebut Medan Pajak Ikan, memilih tutup usahanya sementara waktu untuk mencegah penyebaran wabah virus COVID-19.
Foto: ANTARA/Septianda Perdana
Suasana toko kawasan perdagangan Pasar Ikan Lama Medan, Sumatera Utara, Ahad (29/3/2020). Sebagian pemilik toko di pasar yang juga disebut Medan Pajak Ikan, memilih tutup usahanya sementara waktu untuk mencegah penyebaran wabah virus COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina mengimbau agar pemerintah untuk membehani manajemen komunikasi politik mereka berkenaan dengan penanganan wabah corona.

Dia meminta pemerintah untuk tidak berbicara hal yang bersifat mengambang namun berbicara dengan taktis dan terukur. "Informasi dari Pemerintah itu harus bikin situasi jadi jelas, bukan malah keruh," kata Selly Andriany Gantina dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (30/3).

Dia menganjurkan pemerintah supaya memiliki manajemen komunikasi politik yang deliberatif. Artinya pemerintah harus dapat mengatur dan memastikan masyarakat tenang, tidak panik, merasa berdaya karena kebijakan dan bukan merasa tertekan. "Ya tentu masih perlu dibenahi. Biar jadi satu kesatuan gerak dalam darurat bencana, masyarakat digandeng dengan kebijakan," katanya.

Menurutnya, kejelasan tersebut akan mempersempit ruang bagi berbagai pihak untuk memanfaatkan momen krisis yang terjadi saat ini untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Aparat juga harus bersikap tegas dan memastikan penegakan hukum berjalan maksimal.

Anggota Komisi yang membidangi sosial agama dan kebencanaan ini juga meminta pemerintah membangun sinergi yang kuat dengan daerah begitu juga sebaliknya. Menurutnya, hal itu penting guna memperlancar fungsi koordinasi karena kunci manajemen krisis adalah pelibatan semakin banyak komponen.

Menurutnya, masyarakat juga perlu dilibatkan dengan peningkatan kesadaran. Dia mengatakan, hal itu diperlukan agar mereka juga bersikap hati-hati dalam menghadapi hadapi wabah ini. Keterlibatan masyarakat merupakan bagian implementasi dari kebijakan pemerintah.

Selly berpendapat bahwa semua pihak perlu ambil bagian dalam penanganan wabah penyebaran virus Covid-19 alias corona. Dia mengimbau agar ada langkah perbaikan yang dilakukan semua komponen berkenaan dengan masalah tersebut.

Dia meminta masyarakat untuk tidak mudah melemparkan kesalahan terkait penanganan pandemik yang saat ini tengaj terjadi. Menurutnya, tak ada negara di dunia ini yang benar-benar ahli dalam menghadapi wabah.

"Semua pasti alami fase kaget, terus krisis seperti kita sekarang. Untuk itu manajemen krisisnya kita perbaiki terus. Pemerintah bentuk kebijakan yang mengangkat peran masyarakat luas, biar apa? Ya biar masyarakat terlibat dalam satu kesatuan," katanya.

Dia juga meminta pemerintah untuk menyiapkan langkah-langkah manajemen krisis berkenaan dengan virus corona. Menurutnya, manajemen krisis nasional yang paling penting sekarang  percepatan kualitas dan kuantitas fasilitas kesehatan (faskes).

Dia mengatakan, pemerintah juga harus menyediakan paket kebijakan ekonomi guna menyubtitusi pendapatan rakyat. Disaat yang bersamaan, pemerintah juga harus menemukan cara untuk menjaga derek angka inflasi, terlebih memasuki Ramadhan nanti.

Sebelumnya, hal tersebut disampaikan Selly setelah merasakan adanya kepanikan masyarakat terkait wabah covid-19. Menurutnya masyarakat, para tokoh, hingga netizen di sosial media berkomentar menunjukkan respon kurang mengenakkan terhadap krisis penanggulangan corona ini.

Dia mengungkapkan, publik menganggap pemerintah tidak serius dalam menghadapi Corona. Masyarakat, sambung dia, merasakan bahwa kebijakan manajemen krisis yang dikeluarkan oemeintah belum menunjukan respon positif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement