REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, memanfaatkan Gedung Pusat Pengembangan Dakwah Islam (Pusbang Dai) yang berada di Kecamatan Cikembar untuk dijadikan ruang isolasi antisipasi terjadinya lonjakan pasien dalam pengawasan (PDP) wabah Covid-19.
"Gedung Pusbang Dai bisa menampung sekitar 400 orang. Lokasi ini digunakan jika ada lonjakan PDP yang nantinya akan disiapkan sarana dan prasarana sesuai protokol penanganan Covid-19," kata Bupati Sukabumi Marwan Hamami di Sukabumi, Ahad (29/3).
Menurutnya, dengan memanfaatkan gedung itu dalam penanganan PDP bisa terpusat di satu titik, tidak seperti saat ini yang tersebar di beberapa rumah sakit. Dengan demikian hal itu diyakini akan memudahkan petugas medis dalam menjalankan tugas kemanusiannya.
Selain itu, katanya, di lokasi itu juga ditempatkan sejumlah tenaga medis yang menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap untuk mengantisipasi terjadinya penularan dari pasien ke petugas medis yang sedang melaksanakan perawatan.
Dia melanjutkan, dalam mempercepat proses penanganan PDP, pihaknya menyiapkan ambulans yang bersiaga di setiap daerah. Dalam penyediaan armada ini pihaknya juga berkoordinasi dengan desa yang sudah memiliki ambulans.
Langkah ini, katanya, dilakukan, karena pihaknya khawatir ada peningkatan jumlah kasus PDP, sehingga untuk melakukan penjemputan pasien bisa dengan cepat dan petugas ambulans dilengkapi pakaian sesuai standar protokol penanganan Covid-19.
"Kami berharap dan berupaya agar tidak ada lonjakan kasus, tapi antisipasi sejak dini harus dilakukan agar penanganan pasien lebih cepat dan terkendali jika sarana serta prasarana sudah disiagakan," ujarnya.
Marwan mengatakan berbagai upaya dilakukan untuk mempercepat penanggulangan penyebaran dan memutus mata rantai Covid-19, mulai dari penyemprotan secara massal ke sejumlah lokasi, membubarkan kerumunan massa yang berkumpul untuk pulang dan tinggal di rumah masing-masing.
Pihaknya juga akan mengerahkan petugas keamanan, mulai dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Polri, TNI, Linmas dan lainnya untuk memberikan teguran dan imbauan kepada warga agar tidak keluyuran, apalagi nongkrong. Pihaknya juga akan membuat jadwal bergiliran selama dalam masa darurat virus ini.
Menurut Marwan, peran masyarakat penting dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona, selain rutin membilas tangan dengan cairan pembersih tangan dan mencuci menggunakan sabun serta berdiam di rumah, juga menghubungi kerabatnya yang merantau atau bekerja di luar daerah untuk tidak mudik ke Sukabumi demi keselamatan keluarga.