REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Sulsel, Mayor Jenderal TNI Andi Sumangerukka menyampaikan rencana pemakaman khusus bagi korban meninggal akibat virus corona baru atau Covid-19.
"Kita akan mengarah ke sana (pemakaman khusus), kita akan meminta pemda agar menyiapkan pemakaman khusus untuk yang positif corona," kata dia melalui video konferensi bersama awak media di Makassar, Ahad (29/3).
Hal ini menyusul hadirnya penolakan sejumlah warga untuk pemakaman korban yang telah meninggal dunia akibat Covid-19 di Makassar.
Seperti yang terjadi di Nipa-nipa Antang, Jenderal Andi Sumerukka menyampaikan bahwa mayat positif corona direncanakan akan dimakamkan berdasarkan pilihan keluarga, namun karena terjadi penolakan sehingga dibawa ke tempat tersendiri.
"Saat ini, masih banyak keluarga yang menentukan pemakaman. Tetapi dari hasil pemantauan kita, penolakan di Nipa-nipa Antang memang terjadi, jadi kita makamkan di tempat tersendiri," katanya.
Rencananya, kata dia, sebuah tempat di Sudiang Makassar akan disiapkan untuk kuburan para korban Covid-19. Tujuannya untuk mempercepat pemakaman jenazah. "Kita akan persiapkan peralatannya. Ada satuan kami yang disebut Nubikka, satuan ini yang akan melakukan prosesnya," sambung Jenderal Andi Sumangerukka.
Pada kesempatan tersebut, dia juga dijelaskan protokol kesehatan berkaitan dengan penanganan jenazah yang dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan petunjuk WHO atau Badan Kesehatan Dunia.
Jenderal Andi Sumerukka menjelaskan bagi positif Covid-19 meninggal ini akan dibungkus, dia tidak boleh diformalin, sementara jangka waktu antara kematian hingga dikuburkan hanya empat jam. Sebab jika lebih, maka akan mengeluarkan bau. "Jangka waktunya hanya empat jam karena akan bau jika lebih, dan akan bisa jadi wabah," ujarnya.
Selanjutnya, setelah penguburan, maka segera dilakukan penyemprotan disinfektan secara massal agar virus atau pandemi ini bisa mati.
Bersamaan dengan rencana ini, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sulsel akan melakukan edukasi dan pendekatan persuasif kepada masyarakat, sebab diyakini penolakan terjadi karena kurangnya pengetahuan terkait hal tersebut di masyarakat. Aksi itu akan melibatkan berbagai unsur seperti tokoh agama dan tokoh masyarakat yang juga menjadi bagian dari Gugus Tugas.
"Kita akan maksimalkan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk meyakinkan warga agar kita jangan sampai panik dengan kejadian itu. Sebab setelah pemakaman kita akan melakukan disinfektan massal di area itu.