REPUBLIKA.CO.ID, GOWA -- Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan akan melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh tempat fasilitas umum dan sosial termasuk di kelurahan yang terdampak positif Covid-19 sebanyak dua kali. "Semua tempat akan disemprot. Penyemprotan massal akan dilakukan pada 31 Maret hingga 1 April 2020," ujar Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan saat video konferensi di Gowa, Ahad (29/3).
Ia mengatakan penyemprotan disinfektan dilakukan secara serentak atau massal di seluruh wilayah Kabupaten Gowa. Adnan menjelaskan penyemprotan secara serentak ini dilakukan mulai dari kantor bupati, kecamatan, lurah, desa dan tempat-tempat umum yang akan dilakukan pada 1 April mendatang diharapkan selesai dalam waktu satu hari. "Kita berharap penyemprotan ini dilakukan mulai dari pagi hari dan selesai di sore hari. Kita usahakan supaya ini bisa selesai dalam satu hari saja. Kalau perlu bisa selesai dalam satu hari lebih bagus tapi kalau memang tidak memungkinkan kita minta untuk dua hari," katanya.
Ia berharap agar alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan saat penyemprotan disiapkan secepat mungkin. Seperti alat penyemprot dan cairan disinfektan.
Sebelumnya, Pemkab Gowa juga telah melakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat umum dan kantor-kantor pemerintahan. Selain itu Pemkab Gowa juga telah memasang hand sanitizer di ruangan-ruangan kantor pemerintahan dan pelayanan publik.
Sementara itu, Kapolres Gowa AKBP Boy FS Samola mengatakan penyemprotan disinfektan secara serentak ini merupakan hal sangat efektif untuk memutus rantai dari penularan COVID-19 di Kabupaten Gowa. "Untuk penyemprotan secara bersama-sama itu harus sampai ke tingkat RT/RW melaksanakannya. Jadi harus dilaksanakan serentak semua mulai dan RT/RW dan sebagainya dan itu bisa dikondisikan dan koordinasikan dari tingkat desa sampai RT/RW yang ada sehingga semua sekaligus," kata Kapolres Gowa.
Dalam upaya pencegahan penularan Covid-19 ini, ia juga berharap semua elemen terlibat termasuk relawan dan organisasi-organisasi yang ada seperti Palang Merah Indonesia (PMI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan pramuka. "Untuk antisipasi terakhir kita harus berpikir hal terburuk yang mungkin terjadi. Makanya kita semua harus bergerak, semua elemen masyarakat. Jadi mungkin ada yang mengkoordinir para relawan PMI, kemudian pramuka dan sebagainya untuk sewaktu-waktu yang bisa dimanfaatkan," ucapnya.