REPUBLIKA.CO.ID, WATES - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat sebanyak 2.430 warga daerah itu pulang kampung dan masuk dalam kategori orang dalam catatan (ODC). Angka itu merupakan catatan selama kurun waktu Februari hingga Sabtu (29/3) pukul 12.00 WIB.
Mereka masuk kategori ODC karena pulang dari daerah yang dinyatakan terjangkit Covid-19. Mereka pulang dari Jakarta, Bogor, Bekasi, Surabaya, dan Malang. Ada pula yang mudik dari luar negeri seperti Malaysia dan pulang umrah, namun mayoritas dari Jakarta dan Jawa Barat.
"Datanya terus berubah karena terus berkembang. Laporan data dari masing--masing kecamatan yang berasal dari desa diserahkan ke Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo pada 18.00 WIB," kata Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo Astungkara di Kulon Progo akhir pekan ini.
Ia mengatakan 2.430 pemudik dari daerah terjangkit Covid-19 tersebut tersebar di 12 kecamatan di Kulon Progo. Setiap kecamatan jumlahnya berbeda-beda berkisar antara 200 hingga 400 orang setiap kecamatan.
Pemudik wajib menyampaikan kepada puskesmas, dukuh, maupun kepala desa mengenai kepulangannya. Astungkara juga memohon supaya pemudik tidak keluar rumah sampai 14 hari, khususnya pemudik dari episentrum Covid-19.
"Kami akan memantau mereka melalui petugas dan pemangku kepentingan hingga tingkat dusun," katanya.
Astungkara mengatakan Pemkab Kulon Progo tidak mendirikan pos skrining pemudik di perbatasan. Hal ini dikarenakan Kulon Progo hanya sebagai lalu lintas yang dilalui kendaraan. Ia khawatir adanya pos skrining justru menjadi malapetaka.
"Selain itu, jumlah petugas kesehatan sangat terbatas. Skrining pemudik dilakukan oleh dukuh setempat," katanya.
Ia mengimbau masyarakat tetap tidak panik. Bagi pendatang diimbau untuk tertib berada di rumah. Jika mengalami flu dan badan panas, batuk, segera merujuk ke puskesmas. "Kami juga mengimbau kepada warga untuk sementara waktu tidak melakukan kumpul-kumpul," ujarnya.
Bupati Kulon Progo Sutedjo mengingatkan warga selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mencuci tangan, dan tidak keluar rumah jika tidak sangat mendesak, serta tidak panik menghadapi wabah Covid-19. "Mari kita berdoa semoga Covid-19 segera dapat diatasi dan masyarakat dapat melaksanakan aktivitas kembali tanpa ada rasa was-was atau ketakutan," kata Sutedjo.