REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat masih menunggu laporan dari kabupaten/kota terkait penutupan operasional mal untuk menekan penyebaran virus corona. Desperindag mengapresiasi mal-mal di Kota Bandung yang sepakat serempak tutup untuk mendukung social distancing.
Menurut Kadisperindag Jabar Moh Arifin Soedjayana, pusat perbelanjaan di daerah dilaporkan sudah mulai menutup secara mandiri. Namun, dalam laporan yang didapat baru mal di Kota Bandung yang mulai serempak menutup operasionalnya.
“Sudah banyak yang mulai tutup, kebijakan ini dikembalikan ke masing-masing pengelola saja, kami tidak memberikan saran atau perintah khusus karena tampaknya social distancing dan work from home mulai diterapkan cukup bagus,” ujar Arifin kepada wartawan akhir pekan ini.
Arifin mengatakan, mal yang relatif disiplin dan kompak melakukan penutupan operasi baru terjadi di Kota Bandung. Disperindag Jabar, belum mendapatkan laporan dari wilayah yang tercatat memiliki jumlah ODP dan PDP tinggi seperti di Kota Bogor dan Kota Bekasi menerapkan kebijakan penutupan ini.
“Sementara Kota Bandung pengelola pusat perbelanjaannya disiplin. Karena meski ada kebijakan social distancing ada yang masih ramai dikunjungi, jadi penutupan ini tepat. Kalau di Kota Bogor dan Kota Bekasi yang jumlah mal besarnya tinggi belum,” paparnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga memastikan bahwa kebijakan penyemprotan disinfektan di pasar-pasar tradisional sudah banyak berjalan efektif di 27 kabupaten/kota. Dalam catatan pihaknya, Pemerintah Kota Bandung, Garut, Bogor dan Bandung Barat sudah melaporkan banyak pasar tradisional dibersihkan disinfektan. Sedangkan daerah lainnya, belum ada laporan resmi, tapi ini mungkin sudah dilakukan dan berjalan di daerah.
"Untuk disinfektan pasar tradisional kami sendiri memang mengeluarkan imbauan khusus, sementara begitu updatenya,” katanya.