REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perkembangan yang cepat jumlah kasus positif membuat pemerintah Indonesia menetapkan wabah Covid-19 sebagai bencana nasional. "Bencana nasional telah ditetapkan, maka seluruh masyarakat harus mendukung sesuai dengan kemampuannya semaksimal mungkin sebagai upaya bela negara. Ini masalah kehormatan negara dan kehormatan bangsa," kata Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University, Prof Srihadi Agung Priono.
Ia mengungkapkan, saat ini FKH sedang melakukan beberapa upaya sebagai bentuk tanggung jawab dan bela negara, serta simpati yang sangat dalam atas masalah yang sedang dialami bersama.
FKH sebagai bagian dari IPB University berupaya membantu dengan mendonasikan sejumlah perlengkapan alat pelindung diri (APD), memberikan edukasi kepada masyarakat lewat video pendek di media sosial, tulisan di media cetak serta membuatkan media transfer virus (VTM) beserta alat swabnya.
Peralatan ini merupakan barang-barang yang sangat diperlukan oleh Dinas Kesehatan, RSUD bahkan Puskesmas wilayah Kota dan Kabupaten Bogor dalam penangangan pandemik Covid-19.
“IPB University sebagai institusi pendidikan nasional bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan kelangsungan hidup generasi melalui masyarakat sehat. Sebagai bagian dari IPB University, FKH yang basis pendidikannya adalah kesehatan dan kedokteran, tentu sangat paham arti wabah dan harus lebih tanggap terhadap permasalahan yang ada,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Terkait APD dan VTM yang disumbangkan, Prof Srihadi menyampaikan bahwa perlengkapan tersebut berasal dari Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Epidemiologi. APD ini merupakan peninggalan dari kegiatan kerja sama proyek pengendalian Flu Burung (Avian Influenza H5N1) hasil kerja sama FKH dengan The Strategies Against Flu Emergence (SAFE) dengan dukungan dana USAID tahun 2013.
“Jumlahnya cukup banyak, walaupun mungkin tidak sebanyak kebutuhan yang ada saat ini. Sementara itu, pembuatan VTM merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan di Divisi Mikrobiologi Medik untuk keperluan riset dan pendidikan, sehingga dengan mudah dapat kami siapkan. Namun demikian, pembuatan VTM sangat tergantung dari bahan baku, yang pada saat wabah ini semakin meningkat, ketersediaan di distributor bahan kimia juga semakin menipis. Semoga dari bahan yang ada, masih bisa kami manfaatkan untuk pembuatan sejumlah VTM yang diperlukan,” imbuhnya.
Ia mengemukakan, salah satu tujuan penting pada pendidikan kedokteran hewan adalah penguasaan ilmu dan teknologi biomedis, dan menjadi dokter yang memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat melalui peningkatan kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan (one health system).
Wabah Covid-19 dapat menjadi sarana untuk mengimplementasikan ilmu dan keterampilan. “Kita bersyukur di IPB University berhimpun berbagai kepakaran, dari ilmu-ilmu alam, biologi, pertanian, kehutanan, kelautan, ilmu kedokteran hewan dan biomedis, ilmu-ilmu sosial dan humaniora dan lainnya yang kesemuanya itu secara komprehensif memiliki potensi besar untuk membantu negara melewati krisis pandemi ini,” ujarnya.
Prof Srihadi menghimbau semua pihak sesuai dengan peran dan kapasitasnya masing-masing untuk bahu membahu dan bersama-sama membuat gerakan masif untuk berpartisipasi dalam pengendalian wabah Covid-19.
“Semoga dengan kekompakan gerakan bersama kita, serta tentunya doa dan permohonan kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala, kita dimudahkan oleh-Nya untuk bisa mengatasi wabah Covid-19 dengan lebih cepat dan tuntas,” tandasnya.