REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memimpin rapat koordinasi membahas kondisi perekonomian di Kota Pahlawan, Jawa Timur, Kamis (27/3), di tengah wabah corona atau Covid-19. "Hal ini penting untuk bersama-sama menjaga kepercayaan dan profesionalisme kita," kata Wali Kota Risma saat teleconference yang dilakukan di dapur umum penanganan Covid-19 Balai Kota Surabaya.
Rapat koordinasi itu diikuti oleh Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), pihak Gojek dan Grab, para jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya dan jajaran kepolisian.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma meminta semua pihak bersama-sama melakukan social distancing (jaga jarak) dan bersama-sama menjaga profesionalismenya masing-masing. Selain itu, juga meminta para pengusaha itu untuk membuat video cuci tangan atau pakai hand sanitizer lalu disampaikan ke media sosial mereka masing-masing.
Risma yang juga Presiden United Cities and Local Goverment (UCLG) Asia Pasifik ini banyak mendengarkan penjelasan kondisi perekonomian Surabaya dilihat dari berbagai bidang, termasuk keluh kesah pengusaha itu dan langsung mengambil kebijakan apabila masih dalam ranah Pemkot Surabaya.
Risma meminta driver gojek dan grab tidak perlu masuk ke dalam mal untuk membelikan orderan pelanggan. Makanya, ia berharap pihak mal untuk menyediakan semacam lemari atau rak di luar mal yang bisa dijadikan tempat pesanan pelanggan Grab dan Gojek.
"Nantinya, driver Gojek dan Grab cukup mengambil di lemari itu dan selanjutnya dibawa masuk ke bilik sterilisasi yang sudah disediakan pemkot, lalu sampai ke rumah pelanggan juga pakai hand sanitizer, sehingga ini bisa menjaga kepercayaan masyarakat," katanya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga meminta pihak pengusaha kuliner atau pun makanan untuk terus berinovasi di tengah wabah Covid-19 ini. Menurut Risma, kondisi sekarang ini jauh berbeda dari kondisi biasanya, makanya dituntut ada sinergi dan inovasi sebanyak mungkin.
"Kita tidak boleh menyerah dan putus asa untuk menghadapi ini semua. Tidak mungkin Tuhan hanya memberikan kesulitan. Pasti di balik kesulitan itu, Tuhan memberikan kebahagiaan. Hanya orang-orang yang mau berjuang yang menjadi pemenang. Jadi ayo jangan menyerah dan bekerja keras, ayo berinovasi terus menerus," katanya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya, M. Fikser mengatakan, momen ini merupakan rapat teleconference pertama yang dilakukan Wali Kota Risma selama mewabahnya Covid-19. Rapat via teleconference itu menggunakan video call dengan aplikasi Zoom.
"Kita rapat tentang kondisi perekonomian Surabaya. Bu Wali diskusi dengan mereka tentang kondisi terakhir perekonomian Surabaya, termasuk pula apa saja yang dilakukan oleh pihak-pihak ini dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19," kata dia.
Menurut Fikser, rapat koordinasi menggunakan teleconference itu merupakan salah satu upaya Pemkot Surabaya dalam mengurangi pertemuan dan kontak fisik yang saat ini terus dibatasi. Ke depannya, rapat-rapat dengan OPD akan menggunakan aplikasi ini untuk meminimalisir pertemuan atau kontak fisik.
"Apalagi ini kan bisa diikuti oleh 100 orang, sehingga ke depannya akan kita atur seperti ini hingga akhirnya kondisi Surabaya normal kembali," katanya.