REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, kebijakan pemerintah menerapkan program menjaga jarak fisik (physical distancing) menjadi pilihan terbaik dalam mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
"Yang terbaik hari ini, seperti di banyak negara seperti Korea, Jepang dinamakan social distancing atau physical distancing. Gampangnya kata Pak Presiden jaga jarak aman," ujar Menteri Erick melalui video konferensi di Jakarta, Selasa (24/3).
Erick menambahkan pemerintah sudah mempelajari dan memutuskan penerapan kebijakan dalam pencegahan Covid-19 saat ini. "Nah, kalau masalah lockdown kan sudah disampaikan Pak Doni, Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Pak Presiden (Joko Widodo) juga sudah menyampaikan," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan alasan mengapa ia tidak memilih karantina wilayah alias lockdown seperti negara-negara lain untuk mengatasi penyebaran COVID-19. "Kemudian kenapa ada yang bertanya kenapa kebijakan lockdown
Jokowi katakan itu dalam rapat terbatas dengan tema "Pengarahan Presiden kepada Para Gubernur Menghadapi Pandemik Covid-19" melalui konferensi video bersama dengan Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, para menteri Kabinet Indonesia Maju dan 34 gubernur se-Indonesia. Inilah rapat konferensi video pemerintah pusat dengan semua kepala daerah se-Indonesia secara lengkap untuk mengentaskan wabah Covid-19.
"Sudah saya pelajari, saya memiliki analisis-analisis seperti itu dari semua negara, saya memiliki semuanya, kebijakannya seperti apa semua dari Kementerian Luar Negeri, dari duta besar-duta besar yang ada terus kita pantau setiap hari," ujarnya.
Menurutnya, apa yang cocok diterapkan di Indonesia adalah menjaga jarak fisik antar individu masyarakat alias physical distancing. "Jadi yang paling pas di negara kita physical distancing menjaga jarak aman. Kalau hal itu bisa kita lakukan, saya yakin kita bisa mencegah penyebaran Covid-19 ini," ucapnya.