Rabu 25 Mar 2020 03:28 WIB

Paguyuban Tionghoa Pesan Alat Tes Corona dari China

Paguyuban Tionghoa pesan alat tes corona dari China untuk didistribusikan ke RS

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Paguyuban Tionghoa pesan alat tes corona dari China untuk didistribusikan ke RS. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/John Minchillo
Paguyuban Tionghoa pesan alat tes corona dari China untuk didistribusikan ke RS. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sulawesi Tengah memesan sekitar 300 set alat tes viruscorona langsung dari China. Alat tersebut dipesan untuk didistribusikan ke sejumlah rumah sakit di Sulawesi Tengah.

"Kita impor langsung dari China. Sekarang dalam tahap pengiriman tapi terkendala lockdown di negara itu," kata Ketua PSMTI Sulawesi Tengah Wijaya Candra di Palu, Selasa (24/3).

Baca Juga

Wijaya mengatakan dirinya juga sedang berusaha meminta bantuan dari PSMTI pusat di Jakarta agar menambah alat tes corona tersebut sehingga bisa didistribusi ke semua rumah sakit di Sulawesi Tengah. "Kami berharap 1.000 set dari PSMTI pusat dan Budha Zhu Chi agar bisa dipenuhi sebanyak itu," kata dia.

Wijaya mengatakan barang yang dipesan dari China saat ini terkendala pengiriman barang sehingga kemungkinan masih butuh waktu dua hingga tiga pekan ke depan. "Proses pengirimannya panjang. Dari China ke Jakarta dulu, dari Jakarta baru ke Palu," terang Wijaya.

Saat ini pihaknya baru bisa membantu alat perlindungan diri kesehatan. Antara lain seperti masker, kacamata pelindung, kaos tangan karet, sepatu bot, jas hujan, dan handscoon altamed.

Sebagian bantuan tersebut telah diserahkan ke Rumah Sakit Anutapura Palu dan Rumah Sakit Donggala di Banawa. "Pengiriman barang untuk Rumah Sakit Ampana, Tojo Unauna dan Poso dikirim hari ini melalui ekspedisi," kata Wijaya.

Dia mengatakan bantuan tersebut didistribusikan secara bertahap karena kelangkaan barang seperti alkohol. Selain barang langka, harganya juga mahal. "Alkohol saja sekarang sudah Rp 150 ribu per liter, itu pun belum tentu dapat karena stok barang tidak ada," ujarnya.

Menurut Wijaya, bantuan tersebut merupakan hasil donasi atas kepedulian warga keturunan Tionghoa di Sulawesi Tengah dalam bentuk uang lalu dibelikan barang. "Sekarang ada uang, barang yang sulit," katanya.

Menanggapi pengetatan masuk keluar orang di seluruh perbatasan Sulawesi Tengah, Wijaya berharap tidak menghambat pengiriman barang antarprovinsi karena bisa mengakibatkan gejolak ekonomi. "Kalau nanti pengetatan barang, bagaimana dengan pengiriman barang kan bisa menghambat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement