Senin 23 Mar 2020 19:32 WIB

Industri di Purbalingga Masih Berproduksi Normal

Pemkab Purbalingga memastikan industri menjalankan protokol kesehatan.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Industri keramik di Purbalingga.
Foto: Antara
Industri keramik di Purbalingga.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Dunia industri di wilayah Kabupaten Purbalingga, masih berproduksi normal. Hal itu paling tidak berlangsung pada industri bulu mata dan rambut palsu yang menyerap ribuan tenaga kerja di wilayah tersebut.

"Sejauh ini, proses produksi di perusahaan itu masih berjalan," kata Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, saat meninjau kedua perusahaan tersebut, Senin (23/3).

Baca Juga

Dia menyebutkan, kedatangannya ke dua perusahaan terutama untuk meninjau  kepatuhan pihak perusahaan dalam menjalankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Terutama pada masa saat ini, dimana wabah covid-19 sedang berjangkit di Tanah Air.

Dari pemantauan ini, Bupati menilai pihak perusahaan sudah menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Antara lain, dengan melakukan pengukuran suhu tubuh sebelum karyawan masuk kerja, menyediakan fasilitas cuci tangan, menyediakan masker bagi karyawan yang sakit, serta menerapkan social distancing atau menetapkan jarak tertentu antar lokasi kerja karyawan.

''Saya berharap, protokol kesehatan ini juga diterapkan perusahaan lain di Purbalingga. Hal ini demi kelangsungan usaha perusahaan itu sendiri, dan juga keselamatan para karyawan,'' katanya.

Sementara terkait dengan masalah ketersediaan masker dan handsanitizer, Bupati mengaku telah melakukan sidak ke sejumlah apotik di wilayahnya. Dari pemantauan di beberapa apotik, diketahui tidak ada satu pun apotik yang masih menjual masker.

''Bahan alkohol untuk kebutuhan kesehatan, juga sudah tidak ada yang jual karena diborong  masyarakat untuk membuat bahan baku hand sanitizer,'' jelasnya.

Terkait kondisi ini, Bupati telah mengambil langkah-langkah. Antara lain dengan memberdayakan UMKM di Purbalingga untuk memproduksi masker. ''Dalam kondisi seperti ini, pemerintah harus hadir untuk mengatasi masalah kelangkaan masker. Bagaimana pun, masker menjadi salah satu alat utama untuk mencegah penularan virus covid-19,'' jelasnya.

Menurutnya, sementara ini Pemkab telah memesan sekitar 3.000 masker dari para UMKM di Purbalingga. Meski pun menggunakan bahan baku kain, Bupati memastikan masker tersebut memenuhi syarat digunakan sebagai masker yang bisa menahan masuknya virus ke hidung dan mulut.

''Mulai besok, ada 1.500 yang sudah selesai dibuat. Nantinya, masker akan kita pada warga yang ada di pusat-pusat perdagangan, agar pusat-pusat perekonomian tersebut tetap berjalan, sekaligus warga yang beraktivitas di lokasi tersebut lebih terjamin keselamatannya,'' katanya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement