REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Tingkat hunian hotel berbintang di Kota Palembang, Sumatra Selatan, sejak Januari lalu, bergerak turun dengan penurunan yang cukup tajam terjadi pada Maret 2020 sebagai dampak wabah corona atau covid-19.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumsel Herlan Aspiudin mengatakan, pada Maret 2020 ini tingkat hunian hotel hanya 25-35 persen, padahal dalam kondisi normal paling rendah 60 persen dari kapasitas kamar yang tersedia.
Penurunan pengguna jasa hotel dipengaruhi banyak kegiatan seperti pelatihan, seminar, dan rapat kerja yang dibatalkan serta adanya penundaan perjalanan wisata. "Ini cukup memprihatinkan karena jika terus bergerak turun, maka pendapatan tidak seimbang dengan biaya operasional sehingga bisa mempengaruhi keberlangsungan bisnis hotel," ujarnya di Palembang, Senin (23/3).
Untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya mendorong anggota membuat penawaran paket menginap dengan potongan harga khusus dan paket lainnya. Selain itu, masyarakat dan pemerintah daerah setempat diharapkan terus meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan berbagai antisipasi penyebaran Covid-19 sehingga kota ini tetap aman dikunjungi.
Namun, tindakan antisipatif dari masyarakat juga jangan berlebihan dan tidak menunjukkan sikap ketakutan menerima wisatawan mancanegara di tengah maraknya virus corona ini. "Wisatawan asing sudah terseleksi ketika mereka melewati pintu masuk kedatangan di bandara dan pelabuhan, waspada tidak berarti takut berlebihan," ujarnya.
Ia berharap permasalahan wabah Covid-19 ini bisa segera diatasi dengan baik sehingga kegiatan pariwisata dapat normal kembali. Berdasarkan data PHRI Sumsel, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumsel rata-rata setiap bulannya kini turun dari kondisi normal sebanyak 600-1.000 orang.
Wisatawan asing yang paling banyak berkunjung ke daerah itu dalam beberapa bulan terakhir, yakni berasal dari Malaysia dan Singapura.