Senin 23 Mar 2020 13:48 WIB

RSUD dr Moewardi Produksi Sendiri APD

Setiap hari, tim RSUD dr Moewardi dapat memproduksi 100-200 unit APD.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Ganjar Pranowo menunjukkan bahan serta pakaian Alat Pelindung Diri (APD) bagi trnaga medis produksi RSUD dr Moewardi Solo, di kantor Dinkes Provinsi Jawa Tengah, Semarang, Senin (23/3). Pakaian APD produksi mandiri ini telah digunakan oleh tenaga medis RSUD dr Moewardi untuk menangani pasien Corona.
Foto: dok. Humas Prov Jateng
Gubernur Ganjar Pranowo menunjukkan bahan serta pakaian Alat Pelindung Diri (APD) bagi trnaga medis produksi RSUD dr Moewardi Solo, di kantor Dinkes Provinsi Jawa Tengah, Semarang, Senin (23/3). Pakaian APD produksi mandiri ini telah digunakan oleh tenaga medis RSUD dr Moewardi untuk menangani pasien Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi di Solo memproduksi sendiri alat pelindung diri (APD) bagi dokter dan perawat untuk menangani pasien yang terpapar virus Corona atau Covid-19. Setiap hari, tim RSUD dr Moewardi dapat memproduksi 100-200 unit APD.

Direktur Utama RSUD dr Moewardi, Cahyono Hadi, mengatakan, produksi APD dilakukan karena sekarang ini sangat susah mencari APD. Bahkan kalaupun ada, harganya mahal.

"Maka kami tim dari Moewardi mengakali bagaimana supaya kami bisa mandiri dan tidak tergantung dan kami bisa membuat suatu bahan APD yang sesuai dengan standar tapi murah," katanya kepada wartawan di Balai Kota Solo, Senin (23/3).

APD yang diproduksi tersebut mencakup satu set baju termasuk masker bedah. Cahyono menjelaskan, APD tersebut dibuat dari bahan jenis polypropylene spunbond yang diklaim bebas dari bakteri. Bahan tersebut juga dipakai sebagai bahan APD saat RSUD dr Moewardi menangani kasus flu burung beberapa tahun lalu. Bahan tersebut bisa didapatkan di toko-toko kain di Kota Solo.

"Jadi ini sudah sesuai dengan standar kami. Itu kami pakai dan ternyata itu baik," imbuhnya.

Proses produksi APD tersebut menggandeng penjahit-penjahit rumahan di sekitar RSUD dr Moewardi. Sehingga produksi harian maksimal 100-200 unit APD. Ongkos produksi diperkirakan sekitar Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu per unit tetapi belum termasuk PPN.

"Dan itu tidak kami komersilkan tapi kalau ada sisa setelah kami pakai maka kami kirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan kami membantu rumah sakit- rumah sakit lain yang memerlukan," paparnya.

Produksi APD tersebut dimulai sejak Sabtu (21/3). Tim RSUD dr Moeward siap memproduksi lagi untuk hari-hari selanjutnya. Tim RSUD dr Moewardi juga siap menyuplai untuk kebutuhan rumah sakit lain, bahkan membantu rumah sakit lain agar bisa memproduksi sendiri.

Produksi APD tersebut mampu mencukupi kebutuhan APD untuk dokter dan perawat yang menangani pasien Corona di rumah sakit yang dikelola Pemerintah Provinsi jawa Tengah tersebut.

"Untuk kebutuhan per hari tegantung pasiennya. Kalau pasiennya satu berarti kami butuh sekitar 15 APD per hari, itu untuk tiga kali shift," imbuhnya.

Terkait tenaga kesehatan yang menangani pasien Corona, Cahyono mengatakan banyak tanpa menyebut jumlah. Tenaga kesehatan yang berjaga termasuk satu dokter untuk semua pasien, dan satu perawat untuk satu pasien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement