Senin 23 Mar 2020 02:04 WIB

Daerah Diminta Tiru Pusat Cari Lokasi Perawatan Corona

Langkah pusat menggunakan Wisma Atlet diminta ditiru daerah.

Petugas mempersiapkan alat medis di RS Darurat Covid-19 Kompleks Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, Ahad (22/3). Pemerintah menyiapkan sebanyak 2.500 kamar tidur di tower enam dan tujuh Wisma Atlet yang akan digunakan sebagai RS Darurat Covid-19 untuk menangani pasien Covid-19.(Thoudy Badai/Republika)
Foto: Thoudy Badai/Republika
Petugas mempersiapkan alat medis di RS Darurat Covid-19 Kompleks Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, Ahad (22/3). Pemerintah menyiapkan sebanyak 2.500 kamar tidur di tower enam dan tujuh Wisma Atlet yang akan digunakan sebagai RS Darurat Covid-19 untuk menangani pasien Covid-19.(Thoudy Badai/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto berharap pemerintah daerah meniru langkah yang dilakukan pemerintah pusat mencari lokasi tambahan untuk perawatan pasien corona. Pemerintah pusat saat ini sedang menyiapkan Wisma Atlet dan hotel untuk digunakan sebagai ruang rawat pasien virus corona jenis baru.

"Ini prototipe yang kita bangun di pusat, harapannya nanti juga dibangun oleh pemerintah daerah dalam rangka isolasi rumah sakit," kata Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB Jakarta, Ahad (22/3).

Baca Juga

Yurianto mengatakan saat ini pemerintah sedang berupaya menyiapkan Wisma Atlet di Kemayoran Jakarta agar dapat digunakan untuk merawat pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan supaya bisa dipakai pada Senin (23/3). Selain itu salah satu hotel di Jakarta juga sudah didedikasikan untuk merawat pasien Covid-19.

Dia berharap hal sama juga dilakukan oleh pemerintah daerah. Yaitu memanfaatkan fasilitas milik pemerintah ataupun swasta sebagai ruang rawat pasien.

Sementara kapasitas ruang rawat di rumah sakit, termasuk ruang isolasi bertekanan negatif, hanya digunakan untuk pasien dalam kondisi kesehatan sedang hingga berat dan disertai komplikasi yang membutuhkan perawatan yang lebih intensif.

Yurianto juga meminta kepada rumah sakit agar tidak tergesa-gesa merawat seluruh pasien positif Covid-19 dengan berbagai kondisi, melainkan diprioritaskan untuk pasien dalam kondisi sedang hingga berat. "Nanti kalau ada pasien dengan tuntutan layanan sedang sampai berat kita akan kelabakan," kata dia.

Selain itu untuk masyarakat yang dilakukan tes cepat oleh pemerintah dan ditemukan hasilnya positif namun tidak bergejala atau hanya bergejala ringan diharapkan untuk mengisolasi secara mandiri di rumah. Orang yang positif Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan bisa melakukan isolasi mandiri di rumah dengan melakukan upaya pencegahan agar tidak terjadi penularan ke anggota keluarga yang lain.

"Batasi kontak dengan keluarga, tidak menggunakan alat makan dan minum bersama, monitoring kondisi kesehatan secara rutin, dan lakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional baik melalui call center 119 atau menggunakan unicorn seperti Halodoc dan Sehatpedia," kata Yurianto.

Untuk anggota keluarga lain juga harus memberikan dukungan bagi mereka yang positif Covid-19 dan mengisolasi diri di rumah. Lingkungan sekitar juga harus memberikan dukungan kepada pasien yang sedang mengisolasi diri.

Yurianto mengatakan sejak Jumat (20/3) sore pemerintah telah melakukan tes cepat pada orang-orang yang termasuk kelompok berisiko terpapar Covid-19. Kelompok orang yang berisiko yaitu orang-orang yang pernah kontak dekat dengan pasien positif selama 14 hari terakhir.

Hingga kini jumlah total kasus positif di Indonesia sebanyak 514 atau bertambah 64 dibandingkan hari kemarin. Jumlah pasien meninggal bertambah 10 orang sehingga totalnya menjadi 48 jiwa. Pasien yang berhasil sembuh dari penyakit ini totalnya mencapai 29 orang atau bertambah sembilan dibandingkan hari kemarin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement