REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Satgas Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya dr Prastuti Asta Wulaningrum mengakui pihaknya kekurangan alat pelindung diri (APD) untuk menangani pasien COVID-19 yang sedang dirawat.
"Seperti APD selalu habis. Kalau pemerintah bantu APD, ya alhamdulillah," ujarnya di Surabaya.
Ia mengungkapkan, APD yang dipunyai RSUA hanya dapat bertahan hingga dua hari, sedangkan untuk pelindung mata dan masker N95 hanya cukup tiga hari. "Kami bisa bertahan sampai dua harian untuk penggunaan APD. Sementara untuk pelindung mata, masker N95 cukup untuk tiga hari," ucapnya.
Pada kesempatan itu, Prastuti meminta kerja sama dari rumah sakit lain, terutama rumah sakit rujukan pemerintah, untuk berbagi ilmu terkait penanganan pasien COVID-19. "Mungkin bisa membagikan ilmu selama menjalankannya. Mereka mungkin bisa mengirimkan reagen untuk melihat bagaimana gejalanya, misalnya rumah sakit lain saling sharing informasi," katanya.
Saat ini RSUA merawat beberapa pasien berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). "Pasien ODP yang kami rawat ada satu orang, sementara yang PDP ada dua orang. Yang sudah pulang sekitar beberapa gelombang. Pertama ada 10 dan berkurang lagi," katanya.