Jumat 20 Mar 2020 09:17 WIB

Klaster Bogor, Sebar Kasus Positif Hingga Samarinda

Sejumlah kasus positif di beberapa daerah dilaporkan terkait dengan Bogor.

Petugas melakukan penyemprotan disinfektan di ruang rapat Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/3/2020). Penyemprotan disinfektan di seluruh bagian gedung perkantoran di lingkungan kerja Pemerintah Kota Bogor tersebut sebagai upaya antisipasi penyebaran virus Corona (COVID-19). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.(Antara/Arif Firmansyah/)
Foto: Antara/Arif Firmansyah/
Petugas melakukan penyemprotan disinfektan di ruang rapat Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/3/2020). Penyemprotan disinfektan di seluruh bagian gedung perkantoran di lingkungan kerja Pemerintah Kota Bogor tersebut sebagai upaya antisipasi penyebaran virus Corona (COVID-19). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.(Antara/Arif Firmansyah/)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nugroho Habibi, Mursalin Yasland, Wahyu Suryana, Antara

Sejumlah pasien positif virus corona jenis baru atau Covid-19 terlacak dari satu sumber, yaitu daerah Bogor. Penyebarannya dari klaster Bogor ini terhitung cukup luas. Sudah ada beberapa daerah di Indonesia yang terpantau melaporkan kasus positif corona berkaitan dengan Bogor, yaitu Solo, Yogyakarta, Batam, Lampung, dan Samarinda.

Baca Juga

Dari Solo dilaporkan, dua pasien positif yang meninggal di RSUD dr Moewardi (RSDM), Solo, adalah peserta seminar di Bogor. Selain dua pasien meninggal, masih ada ada empat pasien lainnya yang positif corona di Jawa Tengah. Para pasien itu juga memiliki riwayat yang sama, yaitu mengikuti seminar di Bogor.

Di Yogyakarta, juru bicara Pemda DIY untuk penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, Kamis (19/3), menyebut total ada empat pasien positif yang dirawat RSUP Dr Sardjito.

Sejauh ini belum diketahui apakah kedua pasien positif memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Namun, Berty menerangkan, kedua pasien itu baru pulang dari perjalanan luar kota. "Telah pulang dari Bogor dan dari Jakarta," katanya.

Sementara itu, satu dari empat orang pasien dalam pengawasan (PDP) di rumah sakit wilayah Lampung telah positif mengidap virus corona (Covid-19). Pasien lelaki berusia 62 tahun tersebut masuk rumah sakit setelah kontak dengan orang terkonfirmasi positif Covid-19 di sebuah gereja dalam acara seminari di Bogor.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Lampung dr Reihana membenarkan seorang pasien lelaki dirawat di ruang isolasi RSUD Abdul Moeloek. “Benar, positif. Pasien pernah kontak orang terkonfirmasi positif Covid-19 di gereja Bogor,” kata dr Reihana dalam keterangan persnya, Kamis (19/3).

Kronologisnya adalah pasien tersebut mengikuti seminar gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Hotel Aston, Kota Bogor, pada 25-28 Februari 2020. Pasien pulang ke Bandar lampung menggunakan pesawat pada 29 Februari 2020.

Pada 3 Maret, pasien tersebut mengalami gejala demam panas, batuk, dan susah menelan, dengan suhu bada 37 derajat Celsius. Bersama anaknya, pasien berobat ke dokter swasta dan melakukan cek di RS Advent, Bandar Lampung.

Pada 13 Maret, pasien belum sembuh. Ia pun berobat ke Puskesmas Simpur, Bandar Lampung. Bersama anaknya, ia dibawa ke RSUD Abdul Moeloek. Pihak rumah sakit langsung mengisolasi pasien sebagai PDP di ruang isolasi yang telah disiapkan.

Pada 15 Maret, pihak Dinkes mengirim sampel swab pasien ke laboratorium di Jakarta. Pada 18 Maret 2020, hasilnya telah diumumkan Kemenkes bahwa yang bersangkutan positif mengidap penyakit Covid-19.

Menurut dr Reihana, kasus gejala pasien tersebut dilaporkan anaknya yang berusia 32 tahun. Dari pihak keluarga, dia melanjutkan, mereka mendapatkan informasi bahwa dalam perkumpulan jemaat yang diikuti orang tuanya, ada yang telah meninggal setelah didiagnosis menderita Covid-19.

Di Batam juga dilaporkan ada warga yang terkait dengan klaster Bogor. Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi menyatakan seorang warga Batam yang positif Covid-19 kini dirawat di RSUD Embung Fatimah.  

"Ini berhubungan dengan klaster di Jakarta karena dia berkumpul di Bogor," katanya, yang menyebut dalam kasus di Jakarta itu seorang pasien meninggal. "Dia terkonfirmasi dengan kasus itu," kata Didi, Kamis (19/3).

Dari Samarinda terdata satu orang warga Samarinda dinyatakan positif terkonfirmasi Covid-19. Ia adalah peserta pertemuan di Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan pelacakan kontak, pasien tersebut sempat mengikuti pertemuan di Bogor bersama dengan pasien dari Solo yang dinyatakan meninggal karena corona.

"Pasien ini sebenarnya cukup proaktif. Setelah mereka mengetahui salah satu rekannya dari Solo meninggal melalui grup di media sosial, mereka langsung melaporkan di saluran 112 untuk diperiksa oleh tim medis dari Dinkes Kota Samarinda dan setelah itu dirawat di ruang isolasi RSUD AWS, " kata Plt Direktur RSUD Abdul Wahab Syahranie, Samarinda, Dr David Hariadi, kepada awak media di Samarinda, Rabu (18/3) malam.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Andi M Ishak, menambahkan, satu pasien yang dinyatakan positif diketahui berangkat ke Kota Bogor bersama dengan tiga rekannya dari Kota Balikpapan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menyatakan akan berkoordinasi dengan dinkes daerah lain yang menyebut ada koneksi antara pasien positif di daerahnya dan acara di Bogor. Beberapa pasien positif tercatat sebagai peserta acara seminar gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Hotel Aston, Kota Bogor, pada 25-28 Februari 2020.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengaku masih belum melakukan kontak dengan dinkes lain, salah satunya Provinsi Lampung. Retno mengaku belum mendapat konfirmasi terkait adanya pasien positif corona yang mengikuti seminar di Hotel Aston.

"Saya belum telusur, belum kontak dengan Dinkes Lampung, baru baca berita ya. Ada positif riwayat di GPIB. Saya belum telusur ke sana karena saya belum dapat konfirmasi," kata Retno saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (19/3).

Jika benar di Aston, Retno melanjutkan, pihaknya akan melakukan proses penelusuran kontak. Retno menjelaskan, pihaknya telah mencoba berkomunikasi dengan panitia dan pengelola Hotel Aston.

"Saya hubungi panitia di Aston. Itu kan di tanggal 26-28 Februari. Logikanya kan sudah lewat masa inkubasi. Tapi kan mesti tahu yang ikut di seminar itu katanya memang ratusan. Saya baru sampai menghubungi Hotel Aston," kata dia.

Retno mengaku belum mendapat data lengkap para peserta yang hadir dalam seminar tersebut. Karena itu, pihaknya masih kesulitan untuk melakukan langkah penelusuran.

"Nah, itu belum saya dapatkan. Tapi, kami sudah hubungi Hotel Aston, minta data dan panitianya, pesertanya siapa saja. Ada dapat nama, tapi alamat tidak ada," kata dia.

Berdasarkan data yang diperoleh, Retno menjelaskan, terdapat sekitar 500 orang yang terlibat dalam acara tersebut. Peserta bukan hanya berasal dari Bogor melainkan sejumlah daerah di Indonesia.

"Ini dapat PR (pekerjaan rumah) lagi karena memang betul pada tanggal itu ada GPIB. Saya sedang melusur, Kota Bogor itu siapa saja," katanya.

Dia menambahkan, kasus di Solo tidak masuk dalam seminar Aston. Retno menyebut, pasien Solo mengikuti acara di Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

"Intinya, yang di Solo beda kasus. Itu di Babakan Madang. Itu sudah berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten (Bogor). Itu pun saya belum mendapat data (peserta) dari Kota Bogor," ucapnya.

Kota Bogor tercatat sudah memiliki dua pasien positif corona. Salah satunya adalah Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yang diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor setelah dinyatakan positif virus corona. Dia diisolasi sejak Kamis (19/3) malam sampai selama 14 hari mendatang.

Bima Arya bersama rombongan dari Pemerintah Kota Bogor setelah kunjungan kerja selama sepekan ke Turki dan Azerbaijan memeriksakan kesehatan di Rumah Sakit Bogor Senior, Kota Bogor, Salasa (17/3). Tes kesehatan tersebut, yang diterima Dinas Kesehatan Kota Bogor pada Kamis sore, menunjukkan Bima Arya dan seorang anggota rombongan positif, sedangkan tiga anggota rombongan lainnya negatif.

Tak hanya di kota, Bupati Bogor Ade Yasin menyebutkan, ada tiga pasien positif terinfeksi virus corona jenis baru di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Salah seorang di antaranya laki-laki berusia 35 tahun yang terpapar di sebuah klub dansa di Jakarta. Penularan kasus warga Bogor ini sama dengan yang dialami pasien nomor 01 dan 02 asal Kota Depok.

"Seorang laki-laki usia 35 tahun. Ini rentetan dari kejadian klub dansa, yang pasien di Kota Depok," ujarnya saat mengumumkan kasus Covid-19 di Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (19/3).

Menurut dia, pria yang tinggal di Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, itu berdansa tango dengan guru dansanya yang berusia 33 tahun pada 25 Februari 2020. Kemudian, esok harinya ia langsung demam dan berhasil surut dua hari kemudian.

Namun, setelah demamnya surut, esok harinya, 29 Februari 2020, pasien mengeluh tidak bisa mengendus bau dengan baik. Namun, sejak tanggal 28 Februari, pegawai swasta ini sudah mulai masuk kerja di DKI Jakarta.

"Berangkat kerja menggunakan transportasi umum seperti ojek online, KRL, MRT, dan busway," kata Ade Yasin.

Ade Yasin menyebutkan bahwa pasien mulai merasakan sesak napas pada 7 Maret 2020. Kemudian, ia dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 setelah melaksanakan serangkai pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta.

Sayangnya, virus tersebut lantas menular ke ibundanya yang berusia 67 tahun. Pada 16 Maret 2020, perempuan yang berprofesi sebagai konsultan pajak itu juga dinyatakan terinfeksi Covid-19. Perempuan tersebut meninggal dunia saat menjalani masa karantina di RSUP Persahabatan pada Kamis (19/3) dini hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement