Kamis 19 Mar 2020 16:06 WIB

RSUD Pontianak Rawat Satu Lagi PDP Covid-19

Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di Kalbar kini menjadi 10 orang,

Petugas keamanan berjaga di depan Ruang Isolasi Infeksi Khusus virus corona, ilustrasi(Abdan Syakura/Republika)
Foto: Abdan Syakura/Republika
Petugas keamanan berjaga di depan Ruang Isolasi Infeksi Khusus virus corona, ilustrasi(Abdan Syakura/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson menegaskan jumlah pasien dalam pengawasan terkait Covid-19 yang dirawat di RSUD dr Soedarso Pontianak bertambah satu orang mulai Rabu (18/3).

"Sampai Kamis pagi ini, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang ada di Kalbar menjadi 10 orang, dan tersebar beberapa rumah sakit yang ada di Kalbar, diantaranya RSUD dr Soedarso Pontianak 4 orang, RSUD Abdul Azis Singkawang 2 orang, RSUD Pemangkat 1 orang, RSUD Sambas 2 orang dan RSUD Ade Moh Djoen Sintang 1 orang," kata Harisson di Pontianak, Kamis (19/3).

Dia menjelaskan, penambahan satu orang PDP yang dirawat di RSUD Soedarso ini adalah wanita berusia 59 tahun warga Pontianak, sebelumnya memiliki riwayat perjalanan ke Sarawak pada Selasa (10/3) untuk berobat asma.

"Kemudian, yang bersangkutan pada Tanggal 15 Maret 2020 pulang ke Pontianak, via Entikong. Mulai dirawat 18 Maret di Soedarso dan setelah di tes, mengalami gejala Covid-19," tuturnya.

Ia melanjutkan, PDP tersebut mengeluhkan soal batuk, pilek, demam dengan hasil pemeriksaan rontgen mengidap asma dan pneumonia. "Saat ini ia dirawat di ruang isolasi gedung baru RS dr Soedarso sehingga hingga hari ini yang kita isolasi ada 10 orang PDP," katanya.

Harisson menjelaskan, PDP merupakan pasien masih dalam pengawasan dimana yang bersangkutan belum dinyatakan positif Covid-19, karena menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, dimana spesimen dari para pasien ini masih menunggu kepastian.

Untuk kesekian kalinya Harisson mengimbau kepada masyarakat yang mengalami gejala Pneumonia untuk segera memeriksakan kondisi dan jangan menunggu terlalu lama, terlebih bagi masyarakat yang memiliki riwayat pernah melakukan perjalanan ke luar negeri atau pernah berinteraksi dengan pasien yang diduga terpapar Covid-19 tersebut agar jujur memberikan keterangan kepada petugas kesehatan.

"Jangan nanti sudah timbul gejala yang memasuki fase lebih dari 5 hari baru melapor dan memeriksakan kesehatan. Karena jika ditangani sejak dini, tentu potensi untuk sembuh bisa lebih besar," kata Harisson.

Dirinya juga mengimbau agar masyarakat untuk tetap menjalankan pola hidup sehat, makan yang berserat dan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, serta selalu cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir setelah melakukan pekerjaan dan saat akan makan.

"Yang paling penting adalah tetap berada di dalam rumah dan sementara ini hindari interaksi di keramaian," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement