REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ombudsman RI melakukan peninjauan lapangan ke Pasar Jaya/Pasar Inpres Kramat Jati dan Gudang PT. Food Station Tjipinang Jaya di Jakarta Timur, Rabu, guna memantau harga dan ketersediaan bahan pangan bagi masyarakat.
Peninjauan lapangan tersebut dilakukan oleh Wakil Ketua Ombudsman RI, Lely Pelitasari Soebekty dan Anggota Ombudsman RI Alamsyah Saragih.
"Banyak masyarakat yang mengeluh gula pasir dan bawang mulai sulit diperoleh di pasaran dan harganya naik. Kita ingin pastikan pasokan tetap ada dan harga tidak melonjak," kata Lely melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Selain itu Ombudsman juga ingin memastikan kesiapan pemerintah dan para pedagang mengantisipasi kebutuhan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, serta kemungkinan lonjakan permintaan akibat efek berganda dari pandemi COVID-19.
Anggota Ombudsman RI, Alamsyah Saragih usai melakukan tinjauan, mengatakan pihaknya akan membandingkan dan menelaah yang terjadi di lapangan, termasuk dampak dari operasi pasar yang dilakukan instansi terkait untuk menstabilkan harga bahan pangan seperti gula maupun bawang putih.
"Dari administrative tracking, Ombudsman melihat masih ada kementerian yang lambat dan kurang konsisten dalam mengambil keputusan sehingga menyebabkan kelancaran pasokan barang agak terganggu," kata Alamsyah Saragih.
Ia pun meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan panic buyingatau berbelanja bahan pokok di luar kebutuhan, akibat kekhawatiran wabah virus Corona.
"Dengan kondisi saat ini, bagi masyarakat jika hanya untuk konsumsi sendiri tidak perlu menyetok bahan pangan terlalu banyak di rumah, karena masyarakat yang lain juga membutuhkan," kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi memastikan stok beras di Jakarta terkendali dengan baik, meski saat ini sedang menghadapi wabah COVID-19.
"Kita memiliki 30.000 ton beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur. Angka ini sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta," kata Arief.