REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Pemerintah Kota Malang menyatakan bahwa ketersediaan alat pelindung diri (APD) di rumah sakit yang ada di Kota Malang, Jawa Timur, perlu ditambah. Pihaknya akan meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk segera menambah pasokan APD, khususnya di rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan pasien Covid-19.
"APD merupakan suatu kewajiban, mudah-mudahan Pemerintah Provinsi Jawa Timur merespons keinginan dari teman-teman petugas medis," kata Humas Satgas Penanganan Covid-19 Pemkot Malang Husnul Muarif di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu.
Husnul menjelaskan, penggunaan alat pelindung diri bagi tim kesehatan serta petugas medis yang menangani kasus Covid-19 tersebut merupakan suatu kewajiban. APD dibutuhkan sebagai antisipasi agar tidak tertular virus yang pertama kali merebak di Wuhan, China itu.
Menurut Husnul, para petugas medis memiliki risiko yang cukup tinggi pada saat melakukan penanganan pasien yang positif terjangkit Covid-19. Sebagai catatan, di Kota Malang, terdapat dua orang yang positif terjangkit Covid-19, di mana salah satunya meninggal dunia.
Husnul menjelaskan, pihaknya belum memiliki kepastian terkait jumlah alat pelindung diri yang masih tersedia di rumah sakit di Kota Malang. Namun, seluruh alat pelindung diri yang ada, telah difokuskan bagi para petugas yang menangani Covid-19.
Sementara itu, Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Malang Syaifullah Asmiragani mengatakan bahwa pihaknya melakukan beberapa penundaan penanganan bedah dan mengalihkan alat pelindung diri untuk menangani pasien Covid-19. Ia mengaku saat ini tengah berupaya mencari rekanan dan alternatif lain untuk membuat alat pelindung diri.
"Jadi yang sifatnya tidak terlalu mendesak akan kami manfaatkan dulu untuk penanganan Covid-19," kata Syaifullah.
Langkah itu diambil karena harga alat pelindung diri di pasaran saat ini mengalami peningkatanyang sangat signifikan. Bahkan, untuk harga satu kotak masker, mengalami peningkatan mencapai 300 kali lipat.
"Seperti masker itu ternyata memiliki jahitan khusus dan menggunakan bahan yang tidak sembarangan. Jadi kami masih mencari alternatif lain," kata Syaifullah.
Secara keseluruhan di RSUD Saiful Anwar Kota Malang telah melakukan perawatan terhadap sepuluh orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Dari total sepuluh orang itu, dua orang dinyatakan positif Covid-19, salah satunya telah meninggal dunia.
Sebanyak enam orang telah dinyatakan negatif, dan untuk dua orang lainnya saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan dari Balitbangkes Kemenkes. Swab untuk kedua orang tersebut baru dikirimkan oleh RSUD Saiful Anwar ke Balitbangkes Kemenkes.