Rabu 18 Mar 2020 21:52 WIB

Bisnis Lesu, Industri Pariwisata Potong Gaji Karyawan

Pelaku bisnis pariwisata terpaksa potong atau liburkan karyawan akibat corona.

Pelaku bisnis pariwisata terpaksa potong atau liburkan karyawan akibat corona (Foto: ilustrasi wisata surabaya)
Foto: Dok Pemkot Surabaya
Pelaku bisnis pariwisata terpaksa potong atau liburkan karyawan akibat corona (Foto: ilustrasi wisata surabaya)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Timur menyebut, sejumlah industri pariwisata di wilayah itu memberlakukan potong gaji bagi karyawannya. Pemotongan terpaksa dilakukan akibat sepinya wisatawan akibat wabah corona.

"Akibat penurunan jumlah wisatawan yang sangat drastis, pengusaha jasa perjalanan wisata di Jatim ada yang memberlakukan potong gaji ke karyawan dan meliburkan karyawannya," kata Ketua GIPI Jatim Gondo Hartono di Surabaya, Rabu (18/3).

Baca Juga

Gondo mengakui, setelah virus corona masuk ke Indonesia, kondisi pariwisata Jatim seakan terpuruk. Wisatawan lokal maupun mancanegara tidak banyak yang melakukan pelesirdi destinasi-destinasi wisata di Jawa Timur selain karena lokasi wisata ditutup karena menghindari penyebaran virus corona.

Biasanya dari total wisatawan yang berkunjung ke Jatim, sekitar 85 persen adalah orang-orang yang murni pelesir. Sementara sisanya 15 persen untuk kunjungan bisnis.

"Tapi sekarang sudah nggak ada, sehingga untuk kategori perusahaan besar atau yang memiliki karyawan di atas 40 orang, tiap bulannya diliburkan seminggu demi efisiensi, dan karyawannya yang tidak sampai 10 orang diberlakukan kebijakan libur hari Sabtu," katanya.

Sementara itu, terkait insentif pariwisata yang ditunda oleh pemerintah, GIPI tidak terlalu mempermasalahkannya, karena saat ini memang belum waktunya untuk mengeluarkan dana promosi pariwisata. Hal itu hanya akan sia-sia.

"Masyarakat sekarang takut naik pesawat dan transportasi umum sehingga minat pelesir turun drastis. Lebih baik pemerintah sekarang fokus untuk perangi virus corona dulu supaya cepat selesai dan dampaknya tidak kemana-mana," tuturnya.

photo
Koleksi Komodo KBS di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Surabaya, Jawa Timur, Selasa (5/3/2019). - (Antara/Zabur Karuru)

Sebelumnya, salah satu tempat wisata di Surabaya, yakni Kebun Binatang Surabaya (KBS) juga tutup selama dua pekan yakni hingga 29 Maret 2020, sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona atau "COVID-19" di tempat itu. Meski ditutup, Direktur Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS Chairul Anwar mengaku tidak akan memotong gaji karyawannya, sebab hal itu tidak berpengaruh pada kondisi keuangan.

"Cash flow keuangan PDTS KBS sejak tahun 2016 sampai sekarang terbilang positif dan perusahaan dalam posisi untung, sehingga cukup untuk biaya perawatan serta pemenuhan pakan satwa, maupun kebutuhan gaji dan remunerasi para karyawan yang harus tetap dibayar selama penutupan dua pekan mendatang," kata Chairul.

Chairul memaparkan, pada hari aktif kerja, mulai Senin hingga Jumat, rerata jumlah pengunjung perhari memang di atas seribu orang. Pada hari Sabtu biasanya jumlah pengunjung meningkat mencapai 5 ribu orang. Puncaknya Ahad atau hari libur jumlah pengunjung bisa mencapai di atas 10 ribu orang.

"Saat Dinas Pendidikan mengumumkan siswa TK sampai SMP libur mulai tanggal 16-29 Maret, naluri bisnis saya meyakini jumlah pengunjung KBS bisa 'Booming'. Terbukti pada hari Senin kemarin anak-anak Surabaya banyak yang main ke sini. Tapi karena harus melakukan langkah preventif dan telah menjadi kebijakan pemerintah, maka kami melakukan penutupan sementara sampai tanggal 29 Maret," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement