REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sejumlah perguruan tinggi di Makassar mulai mengeluhkan kelangkaan bahan baku dari pembuatan antiseptik atau hand sanitizer setelah mulai banyaknya pihak tertentu memborong bahan baku tersebut. Pemerintah pun diminta hadir di tengah hukum pasar ini.
"Permasalahan yang terjadi karena sekarang ini lagi pandemi Covid-19 dan ada pihak diuntungkan tetapi lebih banyak yang dirugikan," ujar Dekan FTI UMI Makassar Dr Ir Zakir Sabara HW, ST, MT, ASEAN Eng di Makassar, Selasa (17/3).
Ia mengatakan sejak kelangkaan masker di pasaran dan mulai merebaknya pandemi Covid-19 ini, pihaknya melalui program studi Teknik Kimia langsung memproduksi hand sanitizer dalam jumlah banyak. Zakir menyatakan semua hand sanitizer yang diproduksinya itu tidak diperjualbelikan dan dibagikan kepada sebagian masyarakat, maupun lingkup kampus.
Dia mencontohkan, hand sanitizer dalam jumlah banyak dibagikan kepada penonton PSM Makassar di Stadion Mattoanging Andi Mattalatta ketika menjamu tamunya Barito Putera. "Yang terbaru itu kita semprotkan hand sanitizer kepada penonton dan aparat pengamanan di Stadion Mattoanging beberapa hari lalu," kata dia.
"Sebelum-sebelumnya kita juga bagikan ke lingkup kampus dan mahasiswa, ini bagian dari upaya kami memutus rantai penularan Covid-19," katanya.
Zakir juga mengaku jika sejak beberapa pekan terlibat langsung memberikan edukasi kepada masyarakat untuk membuat sendiri hand sanitizer di saat terjadi kelangkaan antiseptik di pasaran. Bahkan, FTI UMI menerima masyarakat dan memfasilitasi pembuatan hand sanitizer itu di laboratorium Teknik Kimia FTI UMI Makassar agar masyarakat bisa lebih aman dan terhindar dari pandemi Covid-19.
"Ini bentuk pengabdian kita kepada masyarakat. Implementasi pengabdian masyarakat dijalankan, tetapi kami juga mengharapkan kehadiran pemerintah di sini, minimal menjamin ketersediaan bahan bakunya agar tidak ada pihak-pihak yang melakukan penimbunan," ucapnya.