REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Senin, mengaku tak ingin latah atau ikut-ikutan memutuskan untuk meliburkan sekolah seperti daerah lain. Keputusan itu harus dikaji dengan matang.
"Keputusan seperti itu harus dikaji dulu dengan baik, bersama semua pemangku kepentingan. Silahkan yang lain memutuskan untuk libur, tapi saya ingin kaji dulu," tukasnya di Gorontalo.
Ia mengaku khawatir keputusan meliburkan sekolah menjadi tidak efektif, bila ternyata siswa masih bebas jalan-jalan ke luar rumah.
"Siapa yang bisa menjamin mereka tidak ke mall atau tempat-tempat lainnya. Jadi tolong beri kami waktu untuk memutuskan segalanya dengan tidak terburu-buru," tambahnya.
Gubernur mengaku akan segera membahasnya melalui rapat bersama seluruh pihak terkait, termasuk wali kota dan bupati pada Selasa (17/3).
"Demikian juga soal libur untuk ASN atau karyawan swasta. Nanti kalau tidak ada pelayanan pemerintah bagaimana, bank tutup gimana, petani tidak kerja gimana, kita semua yang susah," katanya.
Menurutnya pemprov telah mengkampanyekan upaya pencegahan sejak awal kasus Corona merebak di Indonesia.
Ia mengaku senang bila ada warga yang berinisiatif memeriksana diri ke rumah sakit, namun gubernur menyatakan hingga saat ini Gorontalo belum memiliki fasilitas khusus untuk memeriksa virus Corona.
Sebelumnya, Pemda Kabupaten Bone Bolango telah mengambil kebijakan untuk meliburkan sekolah. Sementara Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Eduart Wolok memutuskan untuk menerapkan kuliah daring (online) sejak 16 Maret 2020.