REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Bupati Banyumas Achmad Husein mengakui, jumlah warga yang masuk kategori ODP (Orang dalam Pemantauan) terkait kasus Covid-19 di wilayah tergolong cukup besar. Angkanya mencapai 202 orang, dan kebanyakan merupakan warga Banyumas yang menjadi TKI.
''Mereka ini masuk kategori ODP, karena baru pulang dari berbagai negara seperti dari Jepang, Korea, dan Singapura,'' jelasnya.
Data tersebut, menurutnya, diperoleh dari hasil identifikasi petugas epidemologi di masing-masing puskesmas yang melakukan pelacakan warga Banyumas yang baru pulang dari luar negeri. Khususnya, dari negara-negara yang saat ini juga masih mengalami epidemi Covid 19.T ''Pada jajaran petugas kesehatan di Puskesmas, kami instruksikan untuk terus memantau kondisi ODP dan kemungkinan penambahan jumlah ODP,'' jelasnya.
Dia memerintahkan, jika para ODP tersebut menunjukkan gejala Covid 19 agar segera dirujuk ke rumah sakit rujukan. ''Sejauh ini, ada dua ODP yang kemudian dirawat di RSUD Banyumas dan menjadi PDP. Namun seluruhnya sudah membaik, sehingga sudah diizinkan pulang,'' katanya.
Sementara untuk mengantisipasi peningkatan jumlah pasien dalam perawatan (PDP) kasus Covid 19, Bupati Achmad Husein mengaku telah menyiapkan 25 ruang isolasi tambahan di beberapa layanan kesehatan. Namun penggunaan ruang isolasi itu, baru akan digunakan bila jumlah pasien sudah tidak tertampung di ruang isolasi yang ada.
''Tambahan 25 ruang isolasi tersebut, antara lain berupa tambahan dua ruang isolasi di RSUD Banyumas, dua ruang isolasi di RSUD Ajibarang, 11 ruang isolasi di Puskesmas Pekuncen, dan 1o ruang isolasi di Rumah Sakit Mata Banyumas,'' jelasnya.
Saat ini, kata Husein, di dua RS yang menjadi rujukan PDP Covid 19, ada sebanyak 8 ruang isolasi yang difungsikan. Yakni, 6 ruang isolasi di RSU Margono Soekarjo Purwokerto dan 2 ruang isolasi di RSUD Banyumas.
Di luar 25 ruang isolasi yang sudah disiapkan, Bupati menyatakan, Pemkab akan menjalin kerja sama dengan rumah sakit swasta yang ada di Purwokerto, untuk menyiapkan minimal 1 ruang isolasi di masing-masing RS. Rumah sakit itu, antara lain, RS Elisabeth, RSI Purwokerto, RS Dadi Keluarga, RS Bunda, dan RS Ananda.
''Kami juga menyiapkan dana tanggap darurat bencana non-alam sebesar Rp 3,6 miliar. Dana ini baru akan kami gunakan jika nantinya ada RS swasta yang terpaksa harus menyiapkan ruang isolasi karena ruang isolasi yang sudah tidak mencukupi,'' katanya.
Direktur RSUD Margono Soekarjo Tri Kuncoro di tempat terpisah menyebutkan, hingga Senin (16/3) masih merawat 7 orang suspect Covid 19. Dari lima pasien tersebut, dua orang pasien rujukan dari Cilacap dan Banjarnegara. ''Pasien dari Cilacap baru pulang umrah pada 10 Maret 2020, pasien dari Banjarnegegara baru pulang dari Canberra, Australia, 24 Februari 2020 lalu,'' jelasnya.
Sedangkan tiga pasien lainnya, merupakan warga Banyumas yang baru pulang dari Penang Malaysia, warga Sidareja yang baru pulang dari Yogyakarta dan bertemu WNA China di kota itu pada 12 Februari 2020 lalu, dan rujukan dari Purbalingga yang baru pulang dari Depok. ''Kelima pasien tersebut sudah kami lakukan swab dan sampelnya sudah kami kirim ke Laboratorium Kemenkes di Jakarta. Tapi sampai sekarang hasilnya belum keluar,'' katanya.
Selain kelima pasien tersebut, Tri juga menyebutkan, pihaknya baru menerima dua pasien baru yang seluruhnya merupakan warga Banyumas. Kedua orang tersebut, masih dalam proses observasi dan ditempatkan di ruang isolasi IGD RS Margono.
''Kedua orang ini sebelumnya masuk kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP). Pasien yang satu baru pulang dari perjalanan ke Semarang dan Solo, sedangkan pasien yang seorang lagi baru pulang umrah empat hari sebelumnya,'' katanya.