REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung menggelar operasi pasar guna menghadapi kelangkaan serta mahalnya harga gula pasir di pasar tradisional maupun modern sejak awal Februari 2020. "Saat ini ada permasalahan di mana bahan pokok seperti gula pasir sedang langka, maka kita minta kepada Bulog untuk bersama-sama mengadakan operasi pasar," kata Wali Kota Bandar Lampung, Herman HN, di Bandar Lampung, Kamis (12/3).
Menurutnya, kegiatan itu dilakukan agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka dengan harga yang relatif murah dibandingkan harga di pasar tradisional maupun modern. "Permasalahan ini harus cepat kita tanggapi bersama demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Nanti, tidak hanya gula yang dijual pada operasi pasar ini, tapi sembako lainnya juga ada," jelasnya.
Sementara itu Kabag Perekonomian Kota Bandar Lampung Maidasari mengungkapkan, kegiatan operasi pasar hari ini sudah dilakukan secara rutin setiap bulannya baik itu di pasar tradisional maupun di permukiman warga.
Menurutnya, memang saat ini ketersediaan gula pasir di pasaran sedang mengalami kelangkaan dan harganya juga relatif tinggi sehingga atas perintah wali kota Bandar Lampung, pihaknya harus segera mengambil tindakan agar kebutuhan masyarakat terkait bahan dasar tersebut dapat terpenuhi. "Dalam kegiatan ini, kami berkoordinasi dengan Bulog, jika stok dari mereka masih kita akan melakukannya setiap hari. Itu komitmen dari Bulog, karena saat ini mereka juga sedang memenuhi stok gula," jelasnya.
Rona salah seorang warga yang datang ke lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung, tempat operasi pasar digelar, merasa terbantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari gula pasir. "Harga gula di operasi pasar lebih murah dibandingkan di pasar atau pasar swalayan, kalau di pasaran harga gula sekitar Rp 17 ribu hingga Rp 19 ribu per kilogram, tapi di operasi pasar ini harganya hanya Rp 12.500 per kilogram," kata dia.